Menentukanfocus penelitian yaitu "Dialog Komunitas Terhadap Peningkatan Pencapaian PHBS Tatanan Rumah Tangga dalam Menangani Prilaku Merokok dalam Rumah di Posyandu Wilayah Kelurahan Kertamaya Rt 02 Rw 02" . Studi kepustakaan yang peneliti jadikan acuan adalah perubahan perilaku menurut Law Green yaitu Predisposing, enabling, dan reinforcing. Lihatsosok ketua RT/RW kita yang bersahaja. Atau pimpinan sebuah kelompok keamanan dilingkungan kita, atau lihat cara kepemimpinan yang lainnya. Seorang pemimpin juga harus bias meng-explore setiap kemampuan para anggotanya, jika dia memang pemimpin sesungguhnya. Setiap karakter pengikut kita berbeda beda, ada yang setia, temperamental Waktuitu saya diundang sama Pak RT di acara Tirakatan kampung. Disitu saya sebagai anak kampung yang bisa kuliah di FK negeri dimintai nasehat dan petuahnya, siapa tau warga kampung lainnya bisa mengikuti jejak. Malam itu saya berikan motivasi, bahwa kita bisa menjadi apapun yang kita inginkan. Asal berusaha. Saya banyak belajar waktu di lapangan. Saya cermati Pak Jokowi gimana approaching dengan masyarakat, lalu gaya beliau, "Saya di KSP itu saya dari prajurit yang sekian lama bekerja di lingkungan yang khususnya kepemimpinan saya. Saya bekerja dalam kondisi heterogen, berbagai warna karena maksudnya warna pekerjaan bukan warna parpol, ini Dalamlingkungan kampus saya menerapkan sistem demokrasi, misalnya m emilih pengurus kelas denga n musyawarah mufakat dan/atau voting, m enyelesaikan masalah bersama setiap warga kelas dengan mengutamakan kepentingan bersama, m elaksanakan kegiatan gotong royong dalam menjaga kebersihan lingkungan, m endiskusikan materi pelajaran yang sulit untuk dibahas bersama-sama. Sejalandengan uraian tersebut di atas, maka pemimpin perusahaan harus secara cermat dan berkelanjutan untuk menganalisis dinamika lingkungan baik lingkungan internal maupun eksternal dengan memanfaatkan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, and Threat), sehingga penyususnan Strategik Planning dapat dihasilkan dengan baik. . Rukun tetangga adalah struktur organisasi terdekat di rumah. Untuk kamu kaum milenial nggak ada salahnya untuk memulai menjadi ketua RT di lingkungan rumah. Simak tips dan inspirasinya di sini selengkapnya. Rukun tetangga merupakan salah satu organisasi hierarki yang ada pada ruang lingkup wilayah hunian rumah, baik dalam satuan rumah berbasis jalan maupun klaster. Meski menjadi salah satu organisasi yang bersifat hierarki, dan menjadi penghubung dalam tertib administrasi, namun menjadi “RT” bagi beberapa orang adalah hal yang cukup dihindari. Hal tersebut bukan hanya dihindari bagi kaum milenial saja, untuk generasi X dan Y pun juga pikir-pikir saat mereka akan menjadi seorang RT. Perlu diketahui, banyak sekali orang yang menjadi RT dalam usia lebih dari 50 tahun, sehingga hal ini cenderung riskan di lingkungan rumah. Tak hanya sekadar usia semata, ada beberapa lokasi yang bahkan menjadikan Ketua rukun tetangga sebagai jabatan seumur hidup. Meski terdengar aneh, namun jabatan RT seumur hidup sepantasnya harus disesuaikan secara berkala untuk menyehatkan dan regenerasi. Salah satu regenerasi yang layak untuk menjadi seorang RT, mungkin adalah kaum milenial yang berpikiran dinamis dan mampu beradaptasi dengan zaman. Dengan faktor kedinamisan berpikir, serta partisipasi sosial yang tinggi menjadikan kaum milenial layak untuk menjadi seorang Pak RT di rumahnya? Simak pembahasannya bersama-sama berikut ini! Menjadi rukun tetangga merupakan pelajaran leadership yang sangat penting bagi kaum milenial Ya, meski bagi beberapa orang menjadi RT adalah hal yang ingin dihindari, namun ada juga orang yang berpikir sebaliknya. Bukan menjadi sebuah beban, namun memberikan tantangan tersendiri yang baik dan bermanfaat dalam jangka panjang. Sebab, menjadi seorang Ketua RT merupakan salah satu pondasi awal yang baik dalam membentuk jiwa kepemimpinan yang baik dalam lingkungan rumah. Tak hanya sekadar jiwa kepemimpinan dalam diri, kamu pun bisa banyak belajar mengenai tata tertib administrasi maupun birokrasi, khususnya saat mengurusi kepentingan tetangga. Sebagai contoh, ketika kamu mengurus kepindahan tetangga baru, maupun administrasi tingkat RW, Kelurahan maupun Kecamatan secara mandiri. Hal tersebut akan sangat bermanfaat, terlebih menjadi seorang ketua RT berorientasi terhadap praktik di masyarakat. Selain tertib administrasi, kamu pun juga diajarkan dalam menghimpun dana maupun iuran kas dari para tetangga yang dialihkan untuk kepentingan bersama. Meski kamu menjadi seorang ketua RT, kamu tidak akan bekerja sendirian, melainkan juga berkoordinasi bersama orang lainnya. Nantinya, kamu akan dibantu oleh sekretaris, bendahara maupun elemen pendukung lainnya seperti karang taruna maupun Ibu PKK. Oleh sebab itu, menjadi seorang RT bukan hanya sekadar jabatan bagi milenial, melainkan juga proses belajar dan praktik yang baik di masyarakat. Baca Juga Jangan Malu Jadi Bapak Rumah Tangga! Ini Dia 4 Keuntungan Terbesarnya Syarat-syarat yang harus kamu ketahui untuk menjadi Ketua RT Milenial Jika kamu ingin belajar menjadi seorang RT di lingkungan rumah, ada beberapa hal dan syarat-syarat yang perlu kamu ketahui secara mendalam. Meski bagi beberapa orang menjadi Ketua RT tergolong susah-susah gampang, namun ada banyak orang yang berminat untuk menjadi seorang rukun tetangga di lingkungan rumahnya. Apabila kamu berminat menjadi seorang Ketua atau Pak RT, ada beberapa jenis persyaratan yang bisa kamu ketahui sebagai berikut. 1. Syarat utama menjadi bakal calon Ketua RT – Warga Negara Indonesia, baik laki-laki atau perempuan. – Sudah menikah atau pernah menikah. – Memiliki KTP sesuai domisili tetap. – Bertempat tinggal sesuai dengan KTP, tidak mengontrak rumah. – Pendidikan minimal tingkat SMP. – Memiliki visi dan misi, serta program kerja yang jelas, dalam mengembangkan lingkungan sekitar rumah. 2. Syarat umum menjadi Ketua RT – Memiliki jiwa kepemimpinan. – Dapat menjalankan tugas secara ikhlas dan tanggung jawab. – Mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar. – Berjiwa reformis, terbuka terhadap semua usaha dan orientasi pada kemajuan masyarakat sekitar. – Memiliki kemampuan jiwa sosial dan kepedulian tinggi. 3. Syarat administratif menjadi bakal calon Ketua RT – Mengisi formulir pendaftaran. – Foto kopi KTP. – Pas foto ukuran 4×6 sebanyak satu lembar. – Melampirkan visi dan misi, program kerja secara tertulis. – Persyaratan diserahkan selambat-lambatnya tiga hari sebelum tanggal pemilihan. – Apabila bakal calon tidak memenuhi salah satu kriteria dan tata tertib administrasi, maka panitia memiliki kewenangan untuk membatalkan bakal calon yang bersangkutan. Setelah memenuhi persyaratan administrasi, tahap selanjutnya apabila permohonan bakal calon Ketua RT telah diterima, kamu pun sudah bisa mempromosikan diri sebagai calon Ketua RT. Tahap mempromosikan diri bisa dalam banyak bentuk, baik mendatangi rumah tetangga secara door to door maupun menggunakan media sosial. Adapun, pemilihan RT bisa dilakukan dalam dua bentuk, yakni musyawarah dan mufakat maupun pemilihan voting. Jika kamu sudah terpilih sebagai RT, maka kamu pun bisa melakukan serah terima dari pengurus RT yang lama ke yang baru dengan tempo waktu sesingkat-singkatnya. Dilansir dari hukumonline, merujuk pada Peraturan Permendagri 18/2018 mengatakan jika jabatan Ketua RT bisa menjabat sebanyak dua kali periode atau maksimal sepuluh tahun. Meski demikian, dalam aturan tersebut tidak merujuk mengenai batas usia maksimum jabatan Ketua RT sampai menua sekalipun. Baca Juga Punya Rumah Baru, Ini Syarat Pindah KK yang Harus Kamu Tahu! Demikian beberapa hal yang perlu kamu tahu mengenai cara menjadi seorang Ketua RT khususnya bagi kaum milenial yang ingin belajar berorganisasi di rumah. Untuk cari tahu tips menarik seputar inspirasi hunian, kamu bisa cek selengkapnya. “Mau jadi ketua RT di rumah baru? Kamu bisa cek Premier Estate 2 Bekasi di sini selengkapnya.” Penerapan People-Oriented, Pemimpin Yang Baik Di Tempat Kerja Halo learner! Berbicara tentang dunia profesional khususnya Human Resource, pasti kamu nggak asing lagi nih dengan salah satu praktisi yang namanya sudah sering sekali muncul di berbagai platform digital. Yap, Dudi Arisandi! Chief People Officer dari Baru baru ini PARADIGM melakukan interview dengannya mengenai bagaimanakah pemimpin yang baik dan berpegang pada value people and customer oriented, seperti culture yang digalakkan di tempatnya bekerja. Anyway, tahu nggak sih kalau Dudi Arisandi dikenal dengan bapak pantun dalam dunia per-HR-an? Di setiap sesi sharingnya di berbagai platform, Ia hampir tak pernah absen melontarkan pantunnya. Bahkan di sela-sela sesi interview dengan PARADIGM pun begitu, Beli tiket ke pulau Sarapannya telur dadar Kalau anak-anak tiket lagi galau Ada pundak Pak Dudi buat bersandar Wah wah… kira-kira leader style yang bagaimana sih yang beliau terapkan di lingkungan kerja? Sampai-sampai jadi sandaran oleh anak-anak Berbicara tentang kepemimpinan, kamu sebagai staff di kantor pasti pengen banget dong punya atasan yang baik? Atau kamu yang memang sudah menjadi seorang pemimpin yang punya tim, pasti pengen juga jadi pemimpin yang baik. Nah gimana ya caranya menjadi pemimpin yang baik, bahkan bukan hanya good leader namun excellent leader? Pemimpin yang Baik Bahkan Excellent Leader, Pemimpin yang Bagaimana?Pemimpin yang People-Oriented, Bagaimana Penerapannya?Mendengarkan Suara Tim Menyambut Langsung Anggota Tim Baru Menggunakan Channel Komunikasi Utama Pemimpin yang Baik dan People-Oriented, Apa Tantangannya?Membangun Culture Tidak Bisa Instan Tidak Menjamin Growth Mindset Semua Tim 3 Hal Yang Menjadi Fokus Excellent LeaderPurpose People Promise Pemimpin yang Baik Bahkan Excellent Leader, Pemimpin yang Bagaimana? Menurut Dudi, excellent leader adalah pemimpin yang punya bervalue people and customer oriented. Jadi bukan hanya memberikan yang terbaik kepada pelanggan namun juga kepada tim kerja. Sebagaimana core value HAPPY yang diterapkan di Hungry, Agile, People and customer oriented, Performance driven, dan Yourself. Lalu, pemimpin yang people-oriented itu yang bagaimana sih? Pemimpin yang People-Oriented, Bagaimana Penerapannya? Adalah pemimpin yang visible, alias mudah di reach-out oleh tim. Tujuannya agar barrier antara atasan dengan bawahan bisa diminimalisir. Ditempat kerja, inilah beberapa penerapannya, Mendengarkan Suara Tim Leader yang people-oriented adalah leader yang mau mendengarkan tim kerja. Mendengar ini bukan berarti hanya mendengarkan mereka saat berbicara ya, namun mendengarkan suara mereka termasuk pendapat, ide, kritik, dan saran. Dalam perusahaan yang menerapkan people-oriented seperti perbedaan pendapat antara leader dan staff bukanlah sesuatu yang harus dihindari. Menyambut Langsung Anggota Tim Baru Coba ingat-ingat ketika hari pertama kamu bekerja, siapa saja atasan yang menyambut kamu? Nah, penerapan di lingkungan kerja Dudi Arisandi, sejak hari pertama karyawannya bergabung, salah satu Board of Director BOD menyambut langsung. Siapa pun yang baru bergabung termasuk anak intern pun, salah satu direktur akan menyambutnya, berbeda dari kebiasaan di banyak perusahaan dimana yang menyambut karyawan baru hanya tim Human Resources atau learning team. Selain itu, setelah 1 hingga 2 bulan, seluruh tim yang baru bergabung akan berkumpul dan berdiskusi bersama seluruh BOD, bukan hanya BOD dalam divisinya saja. Menurut Dudi Arisandi, kita sebagai atasan perlu menyempatkan waktu, sesibuk apapun. Sebagai tim kerjanya, mereka tidak ada batasan dalam bertanya. bahkan pertanyaan yang belum terjawab pada sesi diskusi akan tetap dijawab melalui email. Jadi, tidak ada satupun suara yang terlewatkan. Hal ini bisa membuat karyawan merasa dihargai karena concern mereka didengar. Menggunakan Channel Komunikasi Utama Siapa diantara kamu yang menggunakan aplikasi Slack ditempat kerja. PARADIGM dan menggunakannya lo. Sebagai salah satu decision leadership, leader perlu memastikan untuk hanya menggunakan 1 media komunikasi utama, agar jalur koordinasinya tidak menyebar kemana-mana. Apapun jika setiap divisi atau koordinasi yang lebih kecil memerlukan grup WhatsApp atau lainnya maka tidak ada larangan, namun jalur koordinasi utama harus tetap melalui channel komunikasi yang utama agar efektif. Menarik ya? Namun pada setiap decision leadership pasti ada saja nih tantangannya, kira-kira dari pengalaman seorang Dudi Arisandi, apa saja ya tantangan yang pernah dihadapi? Baca Juga Gaya Kepemimpinan Milenial Vs Tradisional, Kamu Dan Seniormu Tipe Leader Yang Mana? Pemimpin yang Baik dan People-Oriented, Apa Tantangannya? Membangun Culture Tidak Bisa Instan Walaupun suatu perusahaan menerapkan people-oriented , tentu saja tidak semua leader di dalamnya secara otomatis mau dan mampu menerapkannya. Dimanapun tempat kerja, pasti selalu ada saja yang tidak sepemahaman. Namun perlu diingat bahwa membangun sebuah culture yang baik itu tidak instan. Membangun culture memang butuh proses, bukan pekerjaan yang instan dan bisa selesai dalam paling penting adalah upaya yang kita lakukan. Nah, kalau pemahaman dan perilaku mereka sangat bertentangan dengan culture, bagaimana dong? Sebagai leader, Dudi Arisandi dan tim tidak segan-segan untuk melepaskan para leader yang tidak sesuai dengan value dan belief yang ingin dibangun.“Culture is the most important part, especially on the leadership side.” – Dudi Arisandi. Tidak Menjamin Growth Mindset Semua Tim Dalam menerapkan people-oriented guna meminimalisir barrier, salah satu tantangannya adalah bisa diartikan sebagai kedekatan dan berdampak pada kurangnya profesionalitas.“Karena maturity setiap orang berbeda, kedekatan kadang bisa disalahartikan,” Ungkap Dudi. Ada saja karyawan yang malah menggunakan power atasannya untuk membela diri di depan orang lain. Padahal seharusnya tidak boleh seperti itu juga, tetap ada batasan-batasan tertentu dan cara menyampaikan informasi yang perlu diluruskan. Namun hal tersebut tidak selalu bisa dikaitkan dengan dampak dari penerapan people-oriented leadership style. Bagaimanapun leadership stylenya, semua akan kembali lagi kepada masing-masing individu. Maturity setiap orang tidak bisa diubah begitu saja. Menurut Dudi. Menerapkan suatu hal pasti ada pro dan kontranya. Dan dalam menerapkan people-oriented leadership style ini, yang dirasakan adalah jauh lebih banyak pronya dibanding kontra. Baca Juga Tim Anda Generasi Z? Agar Efektif, Terapkan Gaya Kepemimpinan Berikut Ini! Anyway, yang sudah diterapkan Dudi Arisandi dan perusahaan tempatnya bekerja tersebut sesuai dengan apa yang diajarkan trainer kami dalam sesi Excellent Leader lo. Berbicara tentang sesuatu yang excellent adalah berbicara tentang komitmen. Ada 3 hal yang menjadi fokus seorang leader yang excellent 3 Hal Yang Menjadi Fokus Excellent Leader Purpose Seperti yang telah diterapkan oleh Dudi, Ia dan leader lainnya mempunyai believe yang menuntun mereka dalam berperilaku sehari-hari. ia menyelaraskan core value perusahaan dengan leadership style terhadap tim kerja. Purposenya jelas sejak awal, bertindak sesuai dengan goals agar meminimalisir barrier antara atasan dan bawahan. Purpose yang jelas dapat mendorong kamu untuk punya komitmen yang kuat. People Perusahaan tempat Ia bekerja menggunakan pendekatan yang berpusat pada tim kerja dan pelanggan. Menyadari bahwa sumber daya manusia adalah aset terpenting, people-oriented sangat menghargai upaya seluruh tim yang berkontribusi dalam keberlangsungan bisnis. Karena itu perusahaan juga perlu memberikan komitmen terbaik pada seluruh karyawannya. Promise Nah, terakhir. Setelah berkomitmen, pemimpin yang baik dan excellent harus mampu menepati komitmen yang telah disepakati, dengan cara menunjukkan profesionalisme baik secara lisan maupun tindakan. Purpose perusahaan perlu dihayati dalam tindakan sehari-hari. contoh paling mudahnya adalah menyempatkan waktu untuk hadir mendampingi tim kerja.

cara pemimpin di lingkungan rt gimana