2 Appy Pie. Cara membuat aplikasi android online yang kedua yaitu menggunakan Appy Pie. Menurut Wikipedia Appy Pie merupakan situs yang memungkinkan kita bisa membuat bahkan memonetisasi aplikasi android, iOS, dan Windows Phone. Dikutip dari situs resminya ada beberapa keunggulan yang bisa kita dapatkan saat membuat aplikasi dengan Appy Pie Georadaradalah salah satu metode geofisika yang menggunakan sumber gelombang elektromagnetik yang menggunakan gelombang dengan frekuensi antara 1-1000 MHz. Aplikasi GRP ini digunakan untuk melakukan survey terhadap benda-benda yang terpendam pada tempat yang dangkal, tempat yang dalam serta pemeriksaan beton. GPS atau Global Positioning Nama: Muhammad Arief Rahman Ashari NPM : 14118487 Kelas : 3KA34 Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknologi Sistem Cerdas Dosen : Yogi Permadi Algoritma K-Means Clustering K-means merupakan salah satu metode clustering non hirarki yang berusaha mempartisi data yang ada ke dalam bentuk satu atau lebih cluster. MetodeAnalytic Hierarchy Process (AHP) merupakan salah satu sistem pendukung pengambilan keputusan. Metode ini memiliki kemampuan analisa yang dapat membantu dalam pemilihan citra. AHP merupakan sistem pengambilan keputusan dengan menggunakan perbandingan berpasangan (Pairwise Comparisons) untuk menjelaskan faktor evaluasi dan Language merupakan salah satu teknik pemrograman yang berbasis pada HTML5. Semakin banyak GSM, GPS USB VK-172 Glonass, dan relay DC [6]. Perangkat IoT akan dilengkapi aplikasi yang Pengembangan aplikasi menggunakan metode pengembangan waterfall. Metode waterfall ini dibangun oleh Winston W. Royce Aplikasiuntuk mereview data Rinex. Apa itu RINEX ? RINEX berasal dari singkatan Receiver INdependent EXchange Format yaitu format standar yang kini diadopsi untuk pertukaran data survei GPS dan navigasi preisisi. Teknologi ini telah dikembangkan oleh Astronomical Institute of the University of Berne sejak tahun 1989. . Di kota pariwisata seperti Kota Bogor, kemacetan lalu lintas sudah tidak terdengar asing lagi di telinga masyarakat Kota Bogor. Diperlukan solusi untuk mengatasi permasalahan kemacetan lalu lintas yang disebabkan oleh jumlah kendaraan yang melebihi kapasitas jalan. Pada penelitian ini dibangun aplikasi Neon yaitu jejaring sosial berbasis perangkat komunikasi bergerak yang memudahkan berbagi kendaraan dalam tujuan perjalanan yang sama. Penelitian ini penulis menerapkan suatu algoritma yaitu Algoritma Spatial Map Matching yang fungsinya sebagai penentuan titik koordinat yang presisi pada rute perjalanan yang ditampilkan pada maps digital yaitu Google Maps. Berdasarkan hasil pengujian kelayakan yang telah disimpulkan bahwa secara fungsional seluruh proses pada aplikasi penerapan Algoritma Spatial Map Matching sebagai cara penentuan titik koordinat yang presisi untuk aplikasi tumpangan kendaraan telah berjalan sesuai yang diharapkan. Sebagaimana dari 15 data titik yang ditentukan, data jarak dari penerapan Algoritma Spatial Map Matching lebih dekat dibandingkan dengan data jarak aplikasi sebelumnya nebengers terhadap posisi tempat/jalan terdekat yang sudah ditentukan yaitu dengan rata-rata jaraknya Meter. Sedangkan hasil selisih jarak yang dihasilkan memiliki jarak yang cukup jauh antara jarak data dari posisi titik pada aplikasi sebelumnya nebengers dengan posisi titik yang sudah diterapkan Algoritma Spatial Map Matching. Dapat disimpulkan bahwa Algoritma Spatial Map Matching dapat menentukan titik posisi yang lebih presisi dengan persentase kelayakan penelitian sebesar Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Volume 10 Number 1. Mei 2020 Page. 45-56 Journal Homepage DOI Link ยฉ2020 Teknois Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi dan Sains. Copyrights All rights reserved [45] Article DOI Received Maret; Accepted April; Published Mei Penerapan Algoritma Spatial Map Matching dengan API Menggunakan GPS untuk Posisi Tumpangan Kendaraan Farhan Zayid 1*, Egi Ferdiana2 1Teknik Informatika/STIKOM Binaniga Email farhan 2Teknik Informatika/STIKOM Binaniga Email ABSTRAK Di kota pariwisata seperti Kota Bogor, kemacetan lalu lintas sudah tidak terdengar asing lagi di telinga masyarakat Kota Bogor. Diperlukan solusi untuk mengatasi permasalahan kemacetan lalu lintas yang disebabkan oleh jumlah kendaraan yang melebihi kapasitas jalan. Pada penelitian ini dibangun aplikasi Neon yaitu jejaring sosial berbasis perangkat komunikasi bergerak yang memudahkan berbagi kendaraan dalam tujuan perjalanan yang sama. Penelitian ini penulis menerapkan suatu algoritma yaitu Algoritma Spatial Map Matching yang fungsinya sebagai penentuan titik koordinat yang presisi pada rute perjalanan yang ditampilkan pada maps digital yaitu Google Maps. Berdasarkan hasil pengujian kelayakan yang telah disimpulkan bahwa secara fungsional seluruh proses pada aplikasi penerapan Algoritma Spatial Map Matching sebagai cara penentuan titik koordinat yang presisi untuk aplikasi tumpangan kendaraan telah berjalan sesuai yang diharapkan. Sebagaimana dari 15 data titik yang ditentukan, data jarak dari penerapan Algoritma Spatial Map Matching lebih dekat dibandingkan dengan data jarak aplikasi sebelumnya nebengers terhadap posisi tempat/jalan terdekat yang sudah ditentukan yaitu dengan rata-rata jaraknya Meter. Sedangkan hasil selisih jarak yang dihasilkan memiliki jarak yang cukup jauh antara jarak data dari posisi titik pada aplikasi sebelumnya nebengers dengan posisi titik yang sudah diterapkan Algoritma Spatial Map Matching. Dapat disimpulkan bahwa Algoritma Spatial Map Matching dapat menentukan titik posisi yang lebih presisi dengan persentase kelayakan penelitian sebesar Keywords Algoritma Spatial Map Matching, Posisi Tumpangan Kendaraan, Aplikasi Android Nebeng Online. A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Salah satu teknologi yang ada di smartphone yaitu GPS. GPS Global Positioning System merupakan sistem yang menggunakan bantuan satelit untuk mengetahui posisi atau letak suatu permukaan bumi. Semua hal bisa diketahui oleh sistem GPS. Dengan bantuan satelit untuk memantau posisi permukaan bumi. GPS sudah banyak diimplementasikan untuk kebutuhan sehari-hari diantaranya yaitu pelacak kendaraan, memantau gempa dan bencana, sistem informasi geografis wilayah, navigasi jalan, digunakan dalam bidang militer dan petunjuk arah lautan. GPS memilki peluang untuk dikembangkan maupun diimplementasikan pada kasus lain. Artinya dalam hal ini teknologi GPS dari smartphone masih bisa dikembangkan dan dimanfaatkan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di sekitar kita dan memberikan kemudahan bagi penggunannya. Volume 10 Number 1. Mei 2020 Page. 45-56 Journal Homepage DOI Link ยฉ2020 Teknois Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi dan Sains. Copyrights All rights reserved [46] Masalah yang dapat kita ambil untuk menyelesaikannya dengan menggunakan teknologi GPS pada smartphone yaitu masalah kemacetan yang diakibatkan terlalu banyaknya kendaraan yang sudah melewati batas volume jalan. Bagi negara berkembang utamanya yang sangat dikeluhkan dalam permasalahan bertransportasi ini. Hal ini dikarenakan pertumbuhan penduduk di setiap negara semakin lama semakin meningkat, sehingga berimbas kepada pengguna jasa transportasi yang meningkat tajam. Tidak terkecuali di Indonesia sebagai salah satu negara berkembang sekaligus salah satu negara dengan populasi terbesar di dunia. Dimana lebih banyak transportasi yang digunakan masyarakat Indonesia yaitu menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan dengan kendaraan umum. Berikut statik perkembangan jumlah kendaraan bermotor menurut jenisnya dari tahun 2010-2017 oleh BPS Gambar 1 Statistik Perkembangan Transportasi Sumber Data Dari Badan Pusat Statistik Indonesia Dari gambar diatas disimpulkan bahwa pengguna kendaraan sepeda motor menjadi yang terbanyak dibandingkan jenis lainnya dan mobil penumpang atau kendaraan umum mempunyai jumlah yang lebih sedikit dari pengguna sepeda motor. Jadi bisa di bayangkan pengguna transportasi pribadi lebih banyak dibandingkan pengguna transportasi umum yang dapat menimbulkan berbagai macam masalah diantaranya polusi udara yang semakin banyak yang membuat kotornya udara disekitar yang dikarena oleh asap kendaraan. Namun masalah umum yang sebenarnya yang ditimbulkan dari meningkatnya transportasi di setiap daerah di Indonesia yaitu kemacetan. Dari permasalah tersebut bukan berarti tidak adanya upaya pemerintah untuk mengatasi kemacetan seperti peningkatan kapasitas jalan, dianjurkan untuk menggunakan angkutan umum, dan pembatasan kendaraan pribadi. Namun sampai saat ini tindakan tersebut belum terlihatnya dampak positif yang signifikan artinya masih terjadi kemacetan dimana-mana padahal aturan tersebut sudah dilakukan. Selain itu sudah banyak upaya dari masyarakat untuk mengurangi angka kendaraan dijalan raya yang menyebabkan kemacetan yaitu dengan membentuk suatu komunitas. Komunitas ini bukan sekedar komunitas biasa tetapi komunitas yang terbentuk untuk menyelesaikan masalah sosial seperti kemacetan. Komunitas yang terbentuk dari masalah kemacetan yaitu komunitas nebeng. Komunitas nebeng adalah komunitas berbagi kendaraan dalam perjalanan tertentu dengan perjanjian sebelumnya. Saat ini ada komunitas nebeng yang didukung dengan teknologi informasi yaitu yang merupakan situs menyediakan info berbagi kendaraan. Untuk mengakses aplikasi ini harus melakukan pendaftaran dahulu. Kelemahan aplikasi ini adalah informasi pencarian pemberi tumpangan tidak detil dan tata letak posisi kendaraan kurang sesuai. Dengan adanya penelitian ini kelemahan dari aplikasi tersebut harus dapat diatasi dengan menciptakannya sarana atau aplikasi baru untuk komunitas nebeng yang lebih tepat dan cepat untuk pencarian tumpangannya. Perlu adanya metode atau algoritma khusus untuk memperbaiki posisi dalam sebuah perangkat GPS pada smartphone seperti menggunakan algoritma Spatial Map Matching untuk meminimalisir kesalahan dalam menampilkan posisi kendaraan. Hal ini menghindari akurasi perangkat GPS pada smartphone yang kurang baik, karena biasanya terjadi penyimpangan. 2. Permasalahan Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah dalam penelitian ini adalah Belum presisinya titik koordinat yang didapatkan sesuai dengan posisi lokasi yang aktual. 3. Tujuan Adapun tujuan penelitian ini adalah Volume 10 Number 1. Mei 2020 Page. 45-56 Journal Homepage DOI Link ยฉ2020 Teknois Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi dan Sains. Copyrights All rights reserved [47] a. Memperbaiki posisi titik koordinat pada Maps Digital Google Maps. b. Mendapatkan titik koordinat pada Maps Digital Google Maps yang sesuai dengan posisi tumpangan kendaraan. 4. Tinjauan Pustaka a. Spatial Matching Menurut Maftukhin 2018, menyatakan bahwa spatial matching merupakan salah satu dari beberapa algoritma map matching yang menggunakan data GPS pada peta digital dan menggunakan analisa spasial geografis untuk membuat kandidat grafik berdasar data GPS yang ada, lalu setelahnya akan dilakukan perhitungan jarak terdekat untuk menentukan atau mencocokkannya grafik tersebut ke dalam peta yang asli. Sebelum membahas spatial matching lebih jauh, lebih baiknya membahas terlebih dahulu konsep analisa spasial. b. Global Positioning System GPS Adalah suatu sistem navigasi menggunakan ebih dari 24 satelit MEO Medium Earth Orbit atau Middle Earth Orbit yang mengelilingi bumi sehingga penerima-penerima sinyal di permukaan bumi dapat menangkap sinyalnya. GPS mengirimkan sinyal gelombang mikro ke Bumi. Sinyal ini diterima oleh alat penerima di permukaan, dan digunakan untuk menentukan letak, kecepatan,arah, dan mengorbit pada ketinggian mil di atas bumi dan mampu mengelilingi bumi dua kali dalam 24 jam. Satelit GPS secara kontinyu mengirimkan sinyal radio digital yang mengandung data lokasi satelit dan waktu, pada penerima yang berhubungan. Satelit GPS dilengkapi dengan jam atom yang mempunyai ketepatan waktu satu per satu juta detik. Berdasar informasi ini, stasiun penerima mengetahui berapa lama waktu yang digunakan untuk mengirim sinyal sampai kepada penerima di bumi. Semakin lama waktu yang digunakan untuk sampai ke penerima, berarti semakin jauh posisi satelit dari stasiun penerima. c. API Application Programing Interface Secara umum API merupakan ekspresi terfokus keseluruhan fungsional dalam suatu modul software yang dapat diakses oleh orang yang membutuhkan dengan cara yang telah ditentukan layanan. Representasi terfokus dari fungsi yang dideklarasikan dalam API dimaksudkan untuk menyediakan rangkaian layanan yang spesifik untuk target tertentu. Jika dalam satu modul memiliki API ganda, hal ini sudah menjadi hal yang umum karena setiap API dimaksudkan untuk penggunaan yang spesifik dari modul terkait Rama dan Avinash, 2015. B. METODE 1. Prosedur Pengembangan Prosedur pengembangan merupakan langkah-langkah yang dilakukan dalam proses pengembangan. Langkah-langkah tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 2. Prosedur Pengembangan Dapat dijelaskan prosedur pengembangan dari penelitian ini sebagaimana yang ditunjukkan oleh gambar 2 a. Analisa Kebutuhan, yaitu proses analisis untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, proses analisis dapat berupa observasi, wawancara, studi pustaka, dan pencarian penelitian yang dianggap relevan. b. Desain Produk, yaitu pendefinisian dari kebutuhan โ€“ kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun implementasi; menggambarkan bagaimana sistem prediksi jumlah produksi paket menu dibentuk. c. Membangun Prototype, yaitu tahap dimana membangun prototype. d. Evaluasi, yaitu produk dievaluasi oleh pengguna. Volume 10 Number 1. Mei 2020 Page. 45-56 Journal Homepage DOI Link ยฉ2020 Teknois Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi dan Sains. Copyrights All rights reserved [48] e. Produk, yaitu produk awal yang telah dievaluasi kepada pengguna, jika ada kesalahan maka kembali lagi pada tahap evaluasi. f. Produk Akhir, yaitu produk yang telah melalui tahap uji coba bahwa produk layak digunakan. 2. Kerangka Uji Coba Uji coba produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan tingkat keefektifan, efiiensi dan daya tarik dari produk yang dihasilkan. a. Desain Uji Coba Pada penelitian pengembangan ini dilakukan tahapan pengujian, yaitu uji coba yang dilakukan terhadap ahli sistem informasi dan mahasiswa di STIKOM Binaniaga Bogor. 1 Uji Coba Ahli Teknologi Informatika Pengujian kepada ahli teknologi informatika untuk mereview produk awal sistem, uji coba dilakukan dengan menyebarkan kuesioner. 2 Uji Coba Pengguna Pengujian kepada pengguna dilakukan untuk mengetahui kelayakan dan ketepatan informasi yang dihasilkan, uji coba dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada pengguna yaitu Komunitas Nebeng. b. Subjek Uji Coba Karakteristik subjek uji coba perlu diidentifikasi secara jelas dan lengkap, termasuk cara pemilihan subjek uji coba. Subjek uji coba dapat terdiri dari ahli dibidang aplikasi android, dan sasaran pemakai komunitas nebeng. Subjek uji coba yang dilibatkan harus diidentifikasi karakteristiknya secara jelas dan lengkap, tetapi terbatas dalam kaitannya dengan produk yang dikembangkan. Teknik pemilihan subjek uji coba juga perlu dikemukakan lebih rinci. 3. Jenis Data a. Jenis Data Ahli Jenis data yang diharapkan dari ahli materi adalah data yang berhubungan dengan teknis pengembangan sebuah alat dan juga sebuah aplikasi yang dapat dinilai dari segi usability, fungtionality, dan komunikasi visual. b. Jenis Data Pengguna Jenis data yang diharapkan dari pengguna adalah data yang berhubungan dengan pengalaman pengguna User Experience yakni dari segi tampilan, kemudahan dalam penggunaannya, dan manfaat dari adanya produk tersebut. 4. Instrumen Pengumpulan Data Menurut Suharsimi Arikunto instrumen penelitian merupakan alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh penelitian dalam melakukan kegiatannya untuk mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Adapun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian pengembangan ini yaitu kuesioner. Kuesioner tersebut merupakan instrumen bagi pengguna. Tabel 1. Kisi-Kisi Instrumen Kuesioner Untuk Ahli Sistem Informasi No Aspek Penilaian Indikator Jumlah Butir 1 Komponen Input User Interface 1 Interaksi Sistem 1 2 Komponen Model Prosedur Sistem 1 Logika Program 1 3 Komponen Output Ketepatan Informasi 1 Kekinian Informasi 1 4 Komponen Teknologi Waktu Respon 1 Keluwesan Sistem Sistem Flexibility 1 5 Komponen Control Keamanan Sistem 1 6 Arsitektur Data Isi-isi Basis Data Database Contents 1 Sumber Sugiono 2010 Tabel 2 Kisi-Kisi instrument Kuesioner Untuk pengguna No. Aspek Penilaian Indikator Jumlah Butir 1 Kualitas Informasi Kelengkapan Completeness 1 KeseksamaanPrecision 1 Volume 10 Number 1. Mei 2020 Page. 45-56 Journal Homepage DOI Link ยฉ2020 Teknois Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi dan Sains. Copyrights All rights reserved [49] ReabilitasReability 1 KeluaranFormat of Output 1 2 Kualitas Sistem Fleksibilitas Sistem System Flexibility 1 Integrasi Sistem System Integration 1 Waktu Untuk Merespon Time to Respon 1 Pemulihan Kesalahan Error Recovery 1 Kenyamanan Akses Convinience of access 1 Bahasa Language 1 3 Kualitas Layanan Jaminan Assurance 1 Empati Emphaty 1 Tanggapan Responsiveness 1 4 Penggunaan Waktu Penggunaan Harian Daily Use Time 1 Frekuensi Penggunaan Frequency of Use 1 5 Kepuasaan Pengguna Pembelian Ulang Repeat Purchase 1 Pengunjung Ulang Repeat Visit 1 6 Keuntungan Bersih Kecepatan Menyelesaikan Tugas Speed of Acomplishing Task 1 Kinerja Pekerjaan Job Peformace 1 Efektivitas Efectiveness 1 Sumber Sugiono 2010 Teknik pengolahan data pada penelitian pengembangan ini menggunakan pengukuran skala likert. Skala Likert merupakan metode skala bipolar, yang menentukan positif atau negatif respon pada sebuah pernyataan. Skala Likert atau Likert Scale adalah skala penelitian yang digunakan untuk mengukur sikap dan pendapat. Dengan skala likert ini, responden diminta untuk melengkapi kuesioner yang mengharuskan mereka untuk menunjukkan tingkat persetujuannya terhadap serangkaian pertanyaan. Pertanyaan atau pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini biasanya disebut dengan variabel penelitian dan ditetapkan secara spesifik oleh peneliti. Nama Skala ini diambil dari nama penciptanya yaitu Rensis Likert, seorang ahli psikologi sosial dari Amerika Serikat. Tingkat persetujuan yang dimaksud dalam skala Likert ini terdiri dari 5 pilihan skala yang mempunyai gradasi dari Sangat Setuju SS hingga Sangat Tidak Setuju STS. 5 pilihan tersebut diantaranya adalah Tabel 3. Tabel Skala Likert No. Kategori Skor 1 Sangat Setuju SS 5 2 Setuju S 4 3 Ragu-ragu RG 3 4 Tidak Setuju TS 2 5 Sangat Tidak Setu STS 1 5. Teknik Analisa Data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain Bogdan dalam Sugiyono, 2013244. Analisis data ini menggunakan teknik analisis deskriptif, data yang diperoleh melalui kuesioner dengan analisis deskriptif akan diuraikan secara naratif. Jenis data yang diperoleh dari hasil uji kelayakaan Validasi oleh pengguna yaitu data kuantitatif, data kuantitatif berupa angka-angka mulai dari 1 hingga 5 berdasarkan skala likert yang kemudian akan di presentasekan. Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data hasil penilaian kelayakan adalah dengan teknik analisis deskriptif. Adapun teknik deskriptif presentase yang akan digunakan, dapat dituliskan sebagai berikut ๐‘ท๐’†๐’“๐’”๐’†๐’๐’•๐’‚๐’”๐’† = โˆ‘๐‘ฑ๐’‚๐’˜๐’‚๐’ƒ๐’‚๐’ ๐’™ ๐‘ฉ๐’๐’ƒ๐’๐’• ๐’•๐’Š๐’‚๐’‘ ๐’‘๐’Š๐’๐’Š๐’‰๐’‚๐’๐’ ๐’™ ๐‘ฉ๐’๐’ƒ๐’๐’• ๐’•๐’†๐’“๐’•๐’Š๐’๐’ˆ๐’ˆ๐’Š Keterangan โˆ‘ = Jumlah N = Jumlah seluruh item angket Jenjang kualifikasi kriteria kelay akan untuk menyimpulkan hasil validasi adalah sebagai berikut Tabel 4 Konversi Tingkat Pencapaian Tingkat Ketercapaian Kualifikasi 90%-100% Sangat Layak 75%-89% Layak 65%-74% Cukup Layak Volume 10 Number 1. Mei 2020 Page. 45-56 Journal Homepage DOI Link ยฉ2020 Teknois Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi dan Sains. Copyrights All rights reserved [50] 55%-64% Kurang Layak 0%-54% Tidak Layak Adaptasi dari Sudjana,2005, C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. HASIL Berdasarkan pengumpulan dan wawancara didapati alur system seperti dibawah ini Gambar Alur Sistem Yang Berjalan Berdasarkan gambar diawali dengan apabila anda belum memiliki akun diwajibkan untuk mendaftar terlebih dahulu dan apabila sudah memiliki akun maka prosesnya langsung menuju login saja. Jika berhasil tervalidasi maka anda akan menuju ke halaman utama. Selanjutnya user akan ditawarkan 2 opsi yaitu pengendara dan penumpang. Jika sebagai pengendara user diharuskan membuat perjalanan terlebih dahulu seperti yang di jelaskan pada gambar di atas. Jika user sebagai penumpang maka user akan mencari tumpangan sesuai tempat awal dan tujuan lalu memesan kursi pada tumpangan tersebut. Jika proses pengecekan tumpangan valid maka penumpang akan mengirimkan notifikasi kepada pengendara yang memiliki tumpangan tersebut. setelah itu proses mengupdate status tumpangan akan dilakukan oleh pengendara dan masing-masing akan mengirim notifikasi kepada penumpang sebagai tanda berangkat dan selesainya tumpangan yang telah dipesan. berdasarkan data yang didapat dikembangkanlah system sebagai berikut Volume 10 Number 1. Mei 2020 Page. 45-56 Journal Homepage DOI Link ยฉ2020 Teknois Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi dan Sains. Copyrights All rights reserved [51] Gambar Alur Sistem Yang Dikembangkan Berdasarkan gambar hampir sama dengan alur sistem yang lama yaitu diawali dengan apabila anda belum memiliki akun diwajibkan untuk mendaftar terlebih dahulu dan apabila sudah memiliki akun maka prosesnya langsung menuju login saja. Jika berhasil tervalidasi maka anda akan menuju ke halaman utama. Dihalaman utama ada proses pengecekkan akun yang sudah memiliki profile. Jika belum memiliki profile maka diwajibkan untuk melengkapi profile terlebih dahulu dan jika sudah melengkapi profile sebelumnya maka proses ini di lewati. Selanjutnya user akan ditawarkan 2 opsi yaitu pengendara dan penumpang. Jika sebagai pengendara user diharuskan membuat perjalanan terlebih dahulu seperti yang di jelaskan pada gambar di atas. Jika user sebagai penumpang maka user akan mencari tumpangan sesuai tempat awal dan tujuan lalu memesan kursi pada tumpangan tersebut. Jika proses pengecekan tumpangan valid maka penumpang akan mengirimkan notifikasi kepada pengendara yang memiliki tumpangan tersebut. setelah itu proses mengupdate status tumpangan akan dilakukan oleh pengendara dan masing-masing akan mengirim notifikasi kepada penumpang sebagai tanda berangkat dan selesainya tumpangan yang telah dipesan. Namun disini apabila ingin menampilkan rute perjalanan ada proses penerapan algoritma Spatial Map Matching terlebih dahulu untuk mendapatkan posisi tumpangan yang presisi yang akan di tampilkan di maps digital. Aplikasi yang dikembangkan hanya memiliki satu aktor yaitu Pengguna. Volume 10 Number 1. Mei 2020 Page. 45-56 Journal Homepage DOI Link ยฉ2020 Teknois Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi dan Sains. Copyrights All rights reserved [52] Gambar Use Case Diagram Pada gambar dibawah ini merupakan relasi antar tabel yang terdapat pada aplikasi tumpangan kendaraan. Gambar Relasi Antar Tabel Alur Sistem menggambarkan bagaimana detail dari komponen yang di-terdapat dalam struktur sistem, dimana komponen akan diletakan pada mesin, server atau perangkat keras. Berikut ini adalah gambaran untuk alur sistem pada penerapan Algoritma Spatial Map Matching Dengan API Menggunakan GPS. Gambar Alur Sistem Berdasarkan gambar dapat kita ketahui sebenarnya proses awal dari aplikasi ini di device android, akan tetapi kita terlebih dahulu harus mengaktifkan fitur GPS Global Positioning System agar dapat menerima dan mengirim kan data kedalam maps digital Google Maps. Setelah itu device android harus terkoneksi dengan internet agar dapat mengakses maps digital yaitu google maps yang terdapat dalam aplikasi. Selain itu juga agar dapat bisa mengakses server API Service untuk memproses semua kegiatan yang ada di aplikasi baik menerima mau pun mengirimkan data semuanya di olah kedalam bentuk JSON. Selanjutnya API Service akan Volume 10 Number 1. Mei 2020 Page. 45-56 Journal Homepage DOI Link ยฉ2020 Teknois Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi dan Sains. Copyrights All rights reserved [53] mengirim data ke dalam database dan mendapatkan data dari database sesuai apa yang di diproses oleh API Service. 2. PEMBAHASAN Gambar Langkah Perhitungan Algoritma a. Data GPS Di bawah ini merupakan data dari titik-titik yang ditampilkan kedalam peta Tabel Daftar Titik Koordinat Titik GPS Latitude Longitude P P P P Tabel Daftar Titik Kandidat Yang Disiapkan Titik Kandidat Latitude Longitude Jarak ke P b. Analisa Spatial Map Matching Setelah data-data sebagai inputannya telah didapatkan, maka langkah selanjutnya melakukan analisis spasial. Analisis spasial dilakukan untuk mengolah titik kandidat yang relevan bagi titik GPS dengan mengevaluasi dari segi informasi geometris serta topologi jaringan jalan. Pada analisis spasial terdapat beberapa tahap perhitungan, yaitu probabilitas observasi dan probabilitas transmisi. Langkah awal dilakukan perhitungan distribusi normal untuk menentukan bobot dari titik kandidat sekaligus sebagai penentuan probabilitas observasi. Probabilitas observasi sendiri akan melakukan sampling titik GPS berdasarkan jarak terdekat dari jalur jalan. Perhitungannya menggunakan persamaan yang akan dijelaskan seperti berikut ini Dimana adalah jarak antara dan probabilitas observasi tidak memperhitungkan konteks posisi dari titik GPS, sehingga terkadang menyebabkan hasil pencocokan titik yang salah. Maka untuk menghindari hal tersebut digunakan perhitungan probabilitas transmisi agar titik GPS yang melenceng dapat diminimalisir dan dapat dicocokkan ke titik yang seharusnya berada. Setelah dilakukan perhitungan, maka didapatkan hasil probabilitas observasi seperti dibawah ini. Tabel Data Probabilitas Observasi 0,0891711 0,0891854 0,0890946 0,0891946 0,0891954 0,0892011 0,0891996 0,0891996 0,0891996 0,0892016 0,0892039 0,0892039 Kemudian tahap selanjutnya melakukan perhitungan dengan menggunakan probabilitas transmisi. Probabilitas transmisi merupakan perhitungan antara jarak titik kandidat terdekat sebelumnya dengan titik kandidat selanjutnya berdasarkan titik poin GPS yang berdekatan. Volume 10 Number 1. Mei 2020 Page. 45-56 Journal Homepage DOI Link ยฉ2020 Teknois Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi dan Sains. Copyrights All rights reserved [54] Perhitungan ini bertujuan untuk mencari titik kandidat yang terbaik. Perhitungannya dilakukan dengan langkah berikut contohnya Dari rumus-rumus yang telah didapat diatas, maka persamaan dari spatial analysis dapat dinyatakan seperti berikut ini sebagai gabungan dari probabilitas observasi dan probabilitas transmisi Dimana dan adalah dua titik kandidat untuk dua titik GPS bersebelahan dan . Setelah melakukan perhitungan, hasil nilainya akan ditampung pada sebuah tabel probabilitas transmisi yang disimbolkan dengan V. Sehingga akan diperoleh hasil bobot hitung seperti pada tabel berikut V Tabel Data Probabilitas Transmisi 1,0042670311366517 1,0051638308767878 0,997299409935794 1,0146507967588039 1,0155640581604202 1,0074815743605423 1,1103141527088636 1,1114203343252465 1,1020989793380755 1,0035474241690272 1,0035474241690272 1,003058428897417 1,0045576563564462 1,0045576563564462 1,0040675980929388 0,9984892250130502 0,9984892250130502 0,9980106529283669 1,007556372563224 1,0097228872186124 1,0052714059144425 1,007556372563224 1,0097228872186124 1,0030748063125046 1,0053782212734903 1,007535271763117 Setelahnya akan dilakukan perhitungan nilai spasialnya yang nilainya ditentukan dari hasil perkalian titik kandidat n ke titik kandidat ke-n. maka hasilnya diisikan ke dalam tabel hasil analisis spasial dengan dinyatakan oleh simbol F seperti di bawah ini. Fs Tabel Hasil Analisis Spasial 0,08955159586018949 0,08963156447949713 0,08893028541332569 0,09049203716925262 0,09057348675266033 0,08985264720197471 0,09892299530993512 0,0990215501185741 0,0981910677245341 0,0895110110797867 0,0895110110797867 0,08946739534213355 0,08960192198177576 0,08960192198177576 0,0895582110389389 0,08906633720931159 0,08906633720931159 0,08902364805292855 0,08966980729900591 0,08987362541009056 0,09006687765074534 0,08966980729900591 0,08987362541009056 0,09006687765074534 0,08947387149315289 0,08967933518630683 0,08987174322716134 c. Hasil Matching Untuk memudahkan proses pencocokan atau matching, dikumpulkan data sebagai berikut ini yang merupakan hasil perhitungan sebelumnya. Data yang digunakan meliputi hasil nilai probabilitas observasi, probabilitas transmisi, dan analisis spasial. Volume 10 Number 1. Mei 2020 Page. 45-56 Journal Homepage DOI Link ยฉ2020 Teknois Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi dan Sains. Copyrights All rights reserved [55] Tabel Hasil Nilai Probabilitas Observasi 0,0891711 0,0891854 0,0890946 0,0891946 0,0891954 0,0892011 0,0891996 0,0891996 0,0891996 0,0892016 0,0892039 0,0892039 Tabel Hasil Nilai Probabilitas Transmisi 1,0042670311366517 1,0051638308767878 0,997299409935794 1,0146507967588039 1,0155640581604202 1,0074815743605423 1,1103141527088636 1,1114203343252465 1,1020989793380755 1,0035474241690272 1,0035474241690272 1,003058428897417 1,0045576563564462 1,0045576563564462 1,0040675980929388 0,9984892250130502 0,9984892250130502 0,9980106529283669 1,007556372563224 1,0097228872186124 1,0052714059144425 1,007556372563224 1,0097228872186124 1,0030748063125046 1,0053782212734903 1,007535271763117 Tabel Hasil Nilai Analisis Spasial 0,08955159586018949 0,08963156447949713 0,08893028541332569 0,09049203716925262 0,09057348675266033 0,08985264720197471 0,09892299530993512 0,0990215501185741 0,0981910677245341 0,0895110110797867 0,0895110110797867 0,08946739534213355 0,08960192198177576 0,08960192198177576 0,0895582110389389 0,08906633720931159 0,08906633720931159 0,08902364805292855 0,08966980729900591 0,08987362541009056 0,09006687765074534 0,08966980729900591 0,08987362541009056 0,09006687765074534 0,08947387149315289 0,08967933518630683 0,08987174322716134 Berikut merupakan tabel kosong sebagai contoh pencarian kandidat yang relevan selanjutnya. Tabel Tabel Kosong Pencarian Kandidat Yang Relevan 0,0891711 0,0891854 0,0890946 Setelah melakukan perhitungan dan mencari nilai max dari masing- masing kandidat, maka hasil dari perhintaungan dimasukkan ke dalam tabel hasil akhir proses matching dan sekaligus langkah terakhir dari metode Spatial Map Matching, hasilnya menjadi seperti berikut ini Tabel Hasil Akhir Proses Matching 0,0891711 0,0891854 0,0890946 0,0988913 0,098911 0,0987476 0,1069399 0,1069399 0,1069321 0,1149808 0,1150176 0,1150523 Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui jika masing-masing kandidat untuk pencocokan titik GPS untuk pencarian jalur terbaik dengan melihat nilai bobot terbesar. Maka jalur yang ditentukan sebagai yang terbaik adalah Volume 10 Number 1. Mei 2020 Page. 45-56 Journal Homepage DOI Link ยฉ2020 Teknois Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi dan Sains. Copyrights All rights reserved [56] Tabel Perbandingan Data Koordinat Sebelum Dan Setelah Diproses No Latitude Awal Latitude Akhir Longitude Awal Longitude Akhir 1 2 3 4 Berdasarkan tabel tersebut dapat kita lihat titik-titik koordinat sebelum dan sesudah melakukan penerapan Algoritma Spatial Map Matching. Dari tabel tersebut kita dapat lihat perbedaannya. D. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, kesimpulan yang bisa diuraikan antara lain 1. Pada penelitian yang telah dilakukan, hasilnya menunjukkan bahwa metode Spatial Map Matching berhasil memperbaiki posisi kendaraan yang tidak tepat menjadi lebih presisi pada jalan yang semestinya. 2. Dapat mempermudah mendapatkan posisi tumpangan kendaraan pada Maps Digital Google Maps dengan penerapan Algoritma Spatial Map Matching. 3. Setelah melakukan perhitungan jarak untuk mengetahui seberapa presisi titik koordinat yaitu dengan menyiapkan sampel sebanyak 15 data dan kondisi perhitungan yang sama. bahwa dari 15 data titik yang ditentukan, data jarak dari penerapan Algoritma Spatial Map Matching lebih dekat dibandingkan dengan data jarak aplikasi sebelumnya nebengers terhadap posisi tempat/jalan terdekat yang sudah ditentukan yaitu dengan rata-rata jaraknya Meter. Sedangkan hasil selisih jarak yang dihasilkan memiliki jarak yang cukup jauh antara jarak data dari posisi titik pada aplikasi sebelumnya nebengers dengan posisi titik yang sudah diterapkan Algoritma Spatial Map Matching. Dapat disimpulkan bahwa Algoritma Spatial Map Matching dapat menentukan titik posisi yang lebih Presisi. Berdasarkan hasil analisis data kuesioner penerapan Algoritma Spatial Map Matching dapat berfungsi dengan baik dan dinyatakan layak dengan nilai persentase kelayakan sebesar 82,85%. E. DAFTAR RUJUKAN [1] Andi. 2009. Global Positioning System, Penerbit Andi, Yogyakarta. [2] Anwar, B. Jaya, H. dan Kusuma, 2014. Implementasi Location Based Service Berbasis Android Untuk Mengetahuiposisi User. STMIK Triguna Dharma. [3] Badan Pusat Statistik. 2018. Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis, 1949-2018 [online]. Ada di [Diakses tanggal 27 Agustus 2019] [4] Ghaniy, Rajib, and Rizki Darmawan. "Analisa dan Penerapan Algoritma Floyd Warshal untuk Optimalisasi Jalur Berbasis GPS." Teknois, vol. 8, no. 2, Nov. 2018, pp. 67-78, doi [5] G. R. Jagadeesh, T. Srikanthan, X. D. dan Zhang. 2004. A Map Matching Method for GPS Based Real-Time Vehicle Location. Nanyang Technological University. [6] Harijanto, F. dan Widyantara, H. 2008. Sistem Pemantauan Posisi Mobil Menggunakan Global Positioning System GPS Berbasiskan Radio Frekuensi. STIKOM Surabaya. [7] Huang, Z. Huang, D. Xu, Zhu. dan Xu, Zhigen. 2011. GPS Vehicle Positioning Monitoring System Integrated with CORS and Mobile GIS. Southwest Jiaotong University. [8] Ihsanto, E. Eng, M. dan Riyanto, 2013. Disain Dan Implementasi Sistem Penjejak Posisi Kendaraan Dengan GPS Via SMS. Universitas Mercu Buana Jakarta. [9] Junus, M. 2012. Sistem Pelacakan Posisi Kendaraan Dengan Teknologi GPS & GPRS Berbasis Web, hal. 58-67. [10] Maftukhin, 2018. Implemetasi Algoritma Spatial Map Matching Untuk Mengetahui Lokasi Kendaraan Melalui Aplikasi GPS. [11] Maskeri, G. Rama. dan Avinash, K. 2015. Software โ€“ Practice and Experience. New Jersey Wiley Online Library. [12] Rahman, Ahmad, T. dan Studiawan, H. 2013. Aplikasi Tumpangan Kendaraan Berbasis Android Dengan Google Maps dan GPS. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. [13] Winardi. 2006. Penentuan Posisi Dengan GPS Untuk Survei Terumbu Karang, Puslit Oseanografi โ€“ Lipi, Jakarta. [14] Yuan, J. Zheng, Y. Zhang. C. Xie, X. dan Sun, Guang-Zhong. 2010. An Interactive-Voting Based Map Matching Algorithm. Eleventh International Conference on Mobile Data Management. ... Tourist attractions can be called attractive when there are many visitors [4]. To travel to a place that we have never been to, of course, it is necessary to have a route guide or it can be called a GPS, GPS Global Positioning System is a system that uses the help of satellites to find out the accurate position on the surface of the earth [5]. GPS can also help us on a trip capable of detecting congestion for the route to be passed, GPS systems are designed to provide position information as well as information about the time directly around the world in various weather conditions [6]. ...Yudistira SoegotoAri FauziMuhammad Fariel Raihan HaqueShinta Ayu PurnamasariPuncak Bogor is a mountainous tourist attraction in the Bogor area and Cianjur regency which is visited by many tourists and makes the peak of Bogor as one of the right choices to relieve fatigue from daily activities. Because it is too crowded and crowded with visitors who come, therefore many entrepreneurs to open tourist attractions, and cause congestion in the direction of Puncak. The purpose of designing this web-based Puncak Bogor Tourism information system is to make it easier for tourists to vacation in Puncak Bogor, this design uses the method of data collection and analysis process obtained from the tourism office, transportation agency, and BMKG. As a result of designing this system, 90% of web users find it easiest to travel to the top of Bogor. Because the vacillation of tourists to go on vacation is resolved by the existence of the web. It can be concluded, the existence of this web can help people who experience fatigue from the work that has been carried out and want to take a vacation with their families. To find out the route to be passed is safe and smooth, then of course you will look for information about travel routes that can facilitate the journey to the Danil La Ode Muh. Golok JayaLaode Muhamad TajidunPresensi adalah dokumen yang mencatat kehadiran mahasiswa pada setiap proses perkuliahan. Universitas Halu Oleo merupakan salah satu universitas yang masih menggunakan sistem manual dalam penanganan daftar hadir di masing- masing jurusan. Untuk setiap jurusan sekitar 300 mahasiswa aktif dengan lebih dari 20 mata kuliah disetiap semester, tentu menjadi tugas yang tidak mudah bagi pegawai/staff di jurusan untuk mengontrol data tersebut. Oleh karena itu peneliti mendapat gagasan untuk memanfaatkan Global Navigation Satellite System GNSS dan smartphone Android untuk mengembangkan sistem daftar hadir. Dimana dalam sistem presensi ini nantinya akan menyimpan data setiap mahasiswa dan dapat dicetak. Peneliti menerapkan Algoritma Spatial Map Matching yang fungsinya sebagai penentuan titik koordinat pada saat proses presensi berlangsung. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini bahwa metode Spatial Map Matching berhasil diimplementasikan untuk mencocokkan lokasi mahasiswa dan lokasi kelas saat proses presensi berlangsung. Kecepatan presensi hanya berkisar 5 sampai 10 detik saja untuk setiap mahasiswa yang kunci; Presensi, GNSS, Spatial Map Matching, Android Zechun HuangDingfa HuangZhu XuZhigen XuWith the promotion of the continuous operational reference station system CORS and the development of the Mobile GIS technology, high-precision, fast and accurate GPS vehicle positioning monitoring is important in the construction of the intelligent transportation system. In order to seek for a solution to fast and high-precision moving target spatial location, and improve the application value of GPS location information in vehicle mobile positioning, this article has studied the design and implementation method of the vehicle orientation, monitoring & control system combined with CORS service network and Mobile GIS. It has designed the vehicle positioning monitoring system architecture integrated with CORS and Mobile GIS. It has also analyzed the characteristics of spatial and attribute data related to vehicle positioning control, studied the data classification organization and the integrated model which uses Oracle for object-relational storage of spatial and attribute data, and focused on the space-time cube model of vehicle track data. Besides, this article has made an elaboration on functional design and implementation of the monitor service center, mobile terminal and data communication server in the vehicle positioning monitoring system. Practice shows that the application of CORS service network and Mobile GIS in vehicle positioning monitoring system has improved the accuracy of spatial location of moving vehicles, and has helped visual display of located objects, which has also verified the feasibility to integrate CORS and Mobile GIS for mobile location services. It has important theoretical and practical value to further study the algorithm, model and technology of path analysis and map-matching in mobile location integrated with CORS and GIS. C 2011 Published by Elsevier Ltd. Selection and/or peer-review under responsibility of Conference ESIAT2011 Organization Committee. JagadeeshThambipillai SrikanthanX. D. Zhang Accurate vehicle location is essential for various applications in the field of intelligent transportation systems ITS. Existing vehicle location systems rely on multiple positioning sensors and powerful computing devices to execute complex map matching algorithms. There exists a strong need for exploring a solution for vehicle location that relies on a GPS receiver as the sole means of positioning and does not require complex computations. Towards this end, the error characteristics of the GPS signal were studied through the analysis of GPS data collected during test drives. Based on the inferences drawn and a simple fuzzy rule set, a novel yet simple map matching algorithm was developed. Due to the difficulties in testing the algorithm through on-road trials, a simulation environment that is capable of reproducing the field conditions in the laboratory was developed. Simulation results confirm that the proposed algorithm overcomes many of the inadequacies of the existing methods and is capable of achieving high accuracy with minimal computational GhaniyRizki DarmawanMakalah ini membuat tentang masalah dalam menentukan jalur terpendek atau terdekat menuju lokasi pelanggan yang memberikan keluhan, kemudian teknisi akan melakukan penugasan maintenance ke lokasi pelanggan. Dalam pelaksanaan penugasan manajemen perlu kontrol dan monitoring proses pelaksanaan penugasan oleh teknisi yang berada dilapangan. Pokok permasalahan dalam pengembangan ini adalah belum optimalnya penentuan jalur lokasi pelanggan yang membutuhkan maintenance secara cepat dan tepat. Algoritma yang digunakan dalam aplikasi adalah algoritma floyd-warshall. Pelaksanaan pengembangan ini menggunakan metode RUP Rational Unified Process, adapun langkah-langkahnya 1 Permulaan inception, 2 Perluasan/Perencanaan elaboration, 3 Konstruksi construction, dan 4 Transisi transition. Hasil pengembangan menunjukan bahwa 1 Aplikasi yang dibuat sudah dapat menghasilkan solusi optimal dengan mendapatkan dan menentukan jalur terpendek menuju lokasi pelanggan bagi operasional maintenance oleh teknisi, 2 Aplikasi mampu memonitoring proses pelaksanaan penugasan, 3 Nilai jarak tempuh yang dihasilkan dari algoritma floyd-warshall dapat menghitung prediksi biaya pengeluaran bahan bakar kendaraan, dan 4 Hasil unjuk kerja aplikasi masuk dalam kategori โ€œSangat Layakโ€. Nilai persentase hasil pengujian pada aplikasi untuk setiap faktor yaitu Functionality sebesar 88,8 %, Efficiency sebesar 86 %, dan Usability sebesar 83 %. Persentase total dari kualitas aplikasi adalah 86,2 %Matching a raw GPS trajectory to roads on a digital map is often referred to as the Map Matching problem. However, the occurrence of the low-sampling-rate trajectories one point per 2 minutes has brought lots of challenges to existing map matching algorithms. To address this problem, we propose an Interactive Voting-based Map Matching IVMM algorithm based on the following three insights 1 The position context of a GPS point as well as the topological information of road networks, 2 the mutual influence between GPS points the matching result of a point references the positions of its neighbors; in turn, when matching its neighbors, the position of this point will also be referenced, and 3 the strength of the mutual influence weighted by the distance between GPS points the farther distance is the weaker influence exists. In this approach, we do not only consider the spatial and temporal information of a GPS trajectory but also devise a voting-based strategy to model the weighted mutual influences between GPS points. We evaluate our IVMM algorithm based on a user labeled real trajectory dataset. As a result, the IVMM algorithm outperforms the related method ST-Matching algorithm.Implementasi Location Based Service Berbasis Android Untuk Mengetahuiposisi UserB AnwarH JayaP I KusumaAnwar, B. Jaya, H. dan Kusuma, 2014. Implementasi Location Based Service Berbasis Android Untuk Mengetahuiposisi User. STMIK Triguna Dan Implementasi Sistem Penjejak Posisi Kendaraan Dengan GPS Via SMSE IhsantoM EngT W RiyantoIhsanto, E. Eng, M. dan Riyanto, 2013. Disain Dan Implementasi Sistem Penjejak Posisi Kendaraan Dengan GPS Via SMS. Universitas Mercu Buana Pelacakan Posisi Kendaraan Dengan Teknologi GPS & GPRS Berbasis Web, halM JunusJunus, M. 2012. Sistem Pelacakan Posisi Kendaraan Dengan Teknologi GPS & GPRS Berbasis Web, hal. Algoritma Spatial Map Matching Untuk Mengetahui Lokasi Kendaraan Melalui Aplikasi GPSM R MaftukhinMaftukhin, 2018. Implemetasi Algoritma Spatial Map Matching Untuk Mengetahui Lokasi Kendaraan Melalui Aplikasi -Practice and ExperienceG MaskeriRamaK Dan AvinashMaskeri, G. Rama. dan Avinash, K. 2015. Software -Practice and Experience. New Jersey Wiley Online Tumpangan Kendaraan Berbasis Android Dengan Google Maps dan GPSA L RahmanT AhmadH StudiawanRahman, Ahmad, T. dan Studiawan, H. 2013. Aplikasi Tumpangan Kendaraan Berbasis Android Dengan Google Maps dan GPS. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. ๏ปฟGPS Global Positioning System merupakan sebuah alat, sistem serta navigasi berbasis satelit yang dapat digunakan untuk menginformasikan lokasi penggunanya di permukaan bumi. GPS adalah satu-satunya sistem satelit navigasi global untuk penentuan lokasi, kecepatan, arah, dan waktu yang telah beroperasi secara penuh didunia saat ini. Sistem ini pertama kali dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika yang digunakan untuk kepentingan militer maupun sipil survei dan pemetaan. Jenis-jenis GPS GPS istilah awalnya adalah NAVSTAR GPS Navigation Satelit Timming and Ranging Global Positioning system. GPS mempunyai tiga komponen utama, yaitu satelit, pengendali, dan penerima/pengguna. Berikut ini fungsi dan penjelasan ketiga komponen utama GPS Satelit. Satelit berfungsi untuk menerima dan menyimpan data yang ditranmisikan oleh stasiun-stasiun pengontrol. Menyimpan dan menjaga informasi waktu berketelitian tinggi ditentukan dengan jam atomik di satelit, dan memancarkan sinyal dan informasi secara kontinyu ke pesawat penerima receiver dari pengguna. Pengontrol. Pengontrol berfungsi untuk mengendalikan dan mengontrol satelit dari bumi baik untuk mengecek kesehatan satelit, penentuan dan prediksi orbit waktu, sinkronisasi waktu antar satelit, dan mengirim data ke satelit. Penerima receiver. Penerima berfungsi menerima data dari satelit dan memprosesnya untuk menentukan posisi posisi tiga dimensi yaitu koordinat di bumi plus ketinggian, arah, jarak dan waktu yang diperlukan oleh pengguna. Ada dua macam penerima receiver yaitu tipe NAVIGASI dan tipe GEODETIC. Yang termasuk tipe receiver NAVIGASI antara lain Trimble Ensign, Trimble Pathfinder, Garmin, Sony dan lain-lainnya. Sedangkan tipe GEODETIC antara lain Topcon, Leica, Astech, Trimble seri 4000 dan lain-lain. Sistem Satelit GPS GPS terdiri dari 24 satelit GPS yang mengorbit bumi dengan jarak sekitar kilometer di atas bumi. Satelit ini bergerak dengan kecepatan sekitar kilometer per jam dengan menggunakan tenaga surya. Satelit ini juga memiliki baterai yang dipasang secara onboard untuk mengantisipasi saat terjadi gerhana matahari, atau ketika tidak mendapat cahaya matahari, serta dilengkapi dengan roket pendorong untuk menjaga satelit tetap berada pada orbitnya. Ilustrasi Sistem Satelit GPS Satelit GPS berputar mengelilingi bumi selama 24 jam di dalam orbit yang akurat dia dan mengirimkan sinyal informasi ke bumi. GPS reciever mengambil informasi itu dan dengan menggunakan perhitungan triangulation menghitung lokasi user dengan tepat. GPS reciever membandingkan waktu sinyal di kirim dengan waktu sinyal tersebut di terima. Dari informasi itu didapat diketahui berapa jarak satelit. Dengan perhitungan jarak GPS reciever dapat melakukan perhitungan dan menentukan posisi user dan menampilkan dalam peta elektronik. Satelit GPS dalam mengirim informasi waktu sangat presisi karena Satelit tersebut memakai jam atom. Jam atom yang ada pada satelit jalan dengan partikel atom yang di isolasi, sehingga dapat menghasilkan jam yang akurat dibandingkan dengan jam bisa. Perhitungan waktu yang akurat sangat menentukan akurasi perhitungan untuk menentukan informasi lokasi kita. Penentuan Posisi GPS Pada dasarnya penentuan posisi dengan GPS adalah pengukuran jarak secara bersama-sama ke beberapa satelit yang koordinatnya telah diketahui sekaligus. Secara garis besar penentuan posisi dengan GPS ini dibagi menjadi dua metode yaitu metode absolut dan metode relatif. Metode absolut atau juga dikenal sebagai point positioning, menentukan posisi hanya berdasarkan pada 1 pesawat penerima receiver saja. Ketelitian posisi dalam beberapa meter tidak berketelitian tinggi dan umumnya hanya diperuntukkan bagi keperluan navigasi. Metode relatif atau sering disebut differential positioning, menentukan posisi dengan menggunakan lebih dari sebuah receiver. Satu GPS dipasang pada lokasi tertentu dimuka bumi dan secara terus menerus menerima sinyal dari satelit dalam jangka waktu tertentu dijadikan sebagai referensi bagi yang lainnya. Metode ini mnghasilkan posisi berketelitian tinggi dan diaplikasikan untuk keperluan survei geodesi atau-pun pemetaan yang memerlukan ketelitian tinggi. Ilustrasi Penentuan Lokasi menggunakan GPS Sinyal yang dikirimkan oleh satelit ke GPS akan digunakan untuk menghitung waktu perjalanan travel time. Waktu perjalanan ini sering juga disebut sebagai Time of Arrival TOA. Sesuai dengan prinsip fisika, bahwa untuk mengukur jarak dapat diperoleh dari waktu dikalikan dengan cepat rambat sinyal. Maka, jarak antara satelit dengan GPS juga dapat diperoleh dari prinsip fisika tersebut. Setiap sinyal yang dikirimkan oleh satelit akan juga berisi informasi yang sangat detail, seperti orbit satelit, waktu, dan hambatan di atmosfer. Untuk dapat menentukan posisi dari sebuah GPS secara dua dimensi jarak, dibutuhkan minimal tiga buah satelit. Empat buah satelit akan dibutuhkan agar didapatkan lokasi ketinggian secara tiga dimensi. Setiap satelit akan memancarkan sinyal yang akan diterima oleh GPS receiver. Sinyal ini akan dibutuhkan untuk menghitung jarak dari masing-masing satelit ke GPS. Dari jarak tersebut, akan diperoleh jari-jari lingkaran jangkauan setiap satelit. Lewat perhitungan matematika yang cukup rumit, interseksi perpotongan setiap lingkaran jangkauan satelit tadi akan dapat digunakan untuk menentukan lokasi dari GPS di permukaan bumi. Sistem Koordinat GPS Sistem koordinat global yang biasa digunakan dalam sistem GPS disebut sebagai koordinat GEOGRAFI. Koordinat ini diukur dalam lintang dan bujur dalam besaran derajat desimal, derajat menit desimal, atau derajat menit detik. Lintang diukur terhadap ekuator sebagai titik NOL 0 derajat sampai 90 derajat positif ke arah utara dan 0 derajat sampai 90 derajat negatif ke arah selatan. Adapun bujur diukur berdasarkan titik NOL di Greenwich NOL 0 derajat sampai 180 derajat ke arah timur dan 0 derajat sampai 180 derajat kearah barat. Titik 180 derajat dari kedua bujur ini berada di daerah Samudra Pasifik. Koordinat geografi ini dapat dipetakan ke koordinat XY dengan sumbu X sebagai bujur dan sumbu Y sebagai lintang. Sistem Koordinat GPS Koordinat di bidang proyeksi merupakan koordinat yang dipakai pada sistem proyeksi tertentu. Umumnya berkaitan erat dengan sistem proyeksinya, walaupun adakalanya digunakan koordinat geografi dalam bidang proyeksi. Beberapa sistem proyeksi yang lazim digunakan di Indonesia diantaranya adalah proyeksi merkator, transverse merkator universal transverse merkator, kerucut konformal. Format Data GPS Format data keluaran GPS ditetapkan oleh NMEA National Maritime Electronic Association dan dapat dikoneksikan ke komputer melalui port komunikasi serial dengan menggunakan kabel RS-232 atau ke media perangkat serial seperti mikrokontroler. Untuk sekarang ini, format yang sering digunakan sebagai standar data keluaran GPS adalah format NMEA 0183. NMEA 0183 adalah standar kalimat laporan yang dikeluarkan oleh GPS receiver, standar NMEA memiliki banyak jenis bentuk kalimat laporan diantaranya yang paling penting adalah koordinat lintang latitude, bujur longitude, ketinggian altitude, waktu sekarang standar UTC UTC Time dan kecepatan speed over ground. Berikut ini adalah jenis kalimat NMEA 0183 GGA Global Positioning System Fixed Data adalah data tetap GPS. GLL Geographic-Latitude/Longitude adalah posisi geografis yaitu latitude/longitude. GSA GNSS DOP and Aktive Satelites adalah GNSS DOP dan satelit yang aktif, yaitu penurunan akurasi dan jumlah satelit yang aktif pada Global Satellite Navigation System. GSV GNSS Satelite In View adalah satelit GNSS dalam jangkauan. PRMC Recommended Minimum Specific GNSS Data adalah spesifikasi data minimal GNSS yang direkomendasikan. PVTG Course Over Ground and Ground Speed adalah jalur dan kecepatan. ZDA adalah waktu dan penanggalan. Penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui prinsip kerja Global Positioning System GPS sebagai teknologi yang menerapkan konsep relativitas, serta pengaruh yang terjadi akibat relativitas dalam GPS sebagai upaya mengedepankan pembelajaran kontekstual. Jenis penelitian ini adalah studi literatur. Secara umum sistem GPS memiliki tiga komponen utama yakni ground segmen stasiun kontrol, space segmen satelit, dan user segmen perangkat receiver. GPS menentukan posisi receiver dengan metode trilaterasi dari sedikitnya empat satelit yang selalu terlihat dari titik manapun di bumi setiap saat. Informasi dari tiga satelit diperlukan untuk menentukan lokasi, sedangkan sinyal ke-empat dibutuhkan untuk menentukan waktu secara akurat. Relativitas menyebabkan sistem GPS mengalami penyimpangan waktu. Gerak relatif satelit terhadap bumi mengakibatkan waktu di satelit lebih lambat dibanding waktu bumi Teori Relativitas Khusus, sedangkan gravitasi bumi membuat waktu satelit bergerak lebih cepat dibanding waktu bumi Teori Relativitas Umum. Oleh karena itu, sistem GPS perlu melakukan koreksi-koreksi yang berkaitan dengan efek relativistik dalam upaya mencapai tingkat akurasi yang tinggi. Upaya membuat sistem GPS presisi adalah mengatur frekuensi detak jam atom yang diperlambat sebelum satelit diluncurkan, sehingga jam atom ini akan berdetak selaras dengan jam di bumi setelah berada di orbit. Kata Kunci Global positioning system, relativitas khusus, dan relativitas umum. PENDAHULUAN Global Positioning System GPS merupakan sebuah perangkat yang menyediakan layanan posisi, navigasi, dan waktu bagi pengguna. GPS dikembangkan sejak tahun 1973 untuk mengatasi keterbatasan banyak sistem navigasi yang ada dan berada dibawah kendali Departemen Pertahanan Amerika Serikat Federal Aviation Administration, 2014; Oxley, 2017. Teknologi GPS semula bertujuan untuk memberikan bantuan navigasi bagi militer, namun kemudian merambah ke berbagai bidang kehidupan, contohnya navigasi transportasi darat, laut, dan udara. GPS juga dimanfaatkan untuk pemetaan geografis seperti pembuatan peta digital dan pengukuran suatu wilayah, serta berperan besar dalam menentukan lokasi. Satelit-satelit GPS mengorbit bumi dengan konfigurasi tertentu. Kecepatan orbit satelit serta faktor gravitasi bumi menyebabkan sistem GPS mengalami relativitas. Oleh karena itu sistem GPS perlu membuat koreksi-koreksi yang berkaitan dengan relativitas guna penunjukkan Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal Dinamika Sains ISSN 2549-4929 Vol 31 2019, Page 93 TEORI RELATIVITAS PADA GLOBAL POSITIONING SYSTEM GPS Richardo Barry Astro 1 dan Siti Humairo2 1Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, Universitas Flores 2Program Studi Pengajaran Fisika, FMIPA, Institut Teknologi Bandung Email richardobarryastro ABSTRAK Penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui prinsip kerja Global Positioning System GPS sebagai teknologi yang menerapkan konsep relativitas, serta pengaruh yang terjadi akibat relativitas dalam GPS sebagai upaya mengedepankan pembelajaran kontekstual. Jenis penelitian ini adalah studi literatur. Secara umum sistem GPS memiliki tiga komponen utama yakni ground segmen stasiun kontrol, space segmen satelit, dan user segmen perangkat receiver. GPS menentukan posisi receiver dengan metode trilaterasi dari sedikitnya empat satelit yang selalu terlihat dari titik manapun di bumi setiap saat. Informasi dari tiga satelit diperlukan untuk menentukan lokasi, sedangkan sinyal ke-empat dibutuhkan untuk menentukan waktu secara akurat. Relativitas menyebabkan sistem GPS mengalami penyimpangan waktu. Gerak relatif satelit terhadap bumi mengakibatkan waktu di satelit lebih lambat dibanding waktu bumi Teori Relativitas Khusus, sedangkan gravitasi bumi membuat waktu satelit bergerak lebih cepat dibanding waktu bumi Teori Relativitas Umum. Oleh karena itu, sistem GPS perlu melakukan koreksi-koreksi yang berkaitan dengan efek relativistik dalam upaya mencapai tingkat akurasi yang tinggi. Upaya membuat sistem GPS presisi adalah mengatur frekuensi detak jam atom yang diperlambat sebelum satelit diluncurkan, sehingga jam atom ini akan berdetak selaras dengan jam di bumi setelah berada di orbit. Kata Kunci Global positioning system, relativitas khusus, dan relativitas umum. PENDAHULUAN Global Positioning System GPS merupakan sebuah perangkat yang menyediakan layanan posisi, navigasi, dan waktu bagi pengguna. GPS dikembangkan sejak tahun 1973 untuk mengatasi keterbatasan banyak sistem navigasi yang ada dan berada dibawah kendali Departemen Pertahanan Amerika Serikat Federal Aviation Administration, 2014; Oxley, 2017. Teknologi GPS semula bertujuan untuk memberikan bantuan navigasi bagi militer, namun kemudian merambah ke berbagai bidang kehidupan, contohnya navigasi transportasi darat, laut, dan udara. GPS juga dimanfaatkan untuk pemetaan geografis seperti pembuatan peta digital dan pengukuran suatu wilayah, serta berperan besar dalam menentukan lokasi. Satelit-satelit GPS mengorbit bumi dengan konfigurasi tertentu. Kecepatan orbit satelit serta faktor gravitasi bumi menyebabkan sistem GPS mengalami relativitas. Oleh karena itu sistem GPS perlu membuat koreksi-koreksi yang berkaitan dengan relativitas guna penunjukkan Jurnal Dinamika Sains ISSN 2549-4929 Vol 31 2019, Page 94 posisi, navigasi, dan waktu yang presisi bagi pengguna. Teknologi GPS adalah contoh penerapan teori relativitas. Teori relativitas menjadi salah satu tulang punggung fisika modern, terutama dalam penataan dan pelurusan konsep๏€ญkonsep dasar dalam fisika yang berkaitan dengan ruang๏€ญwaktu, momentum๏€ญenergi sebagai aspek kinematika semua gejala alam, yang selanjutnya mengangkat cahaya sebagai pembawa isyarat berkelajuan maksimum Anugraha, 2011. Teori relativitas Einstein meliputi Teori Relativitas Khusus TRK dan Teori Relativitas Umum TRU. TRK merupakan teori tentang bagaimana gerakan dengan laju mendekati laju cahaya dapat mempengaruhi pengukuran panjang dan waktu. Sedangkan TRU menangani kerangka sistem dengan percepatan dan sistem gravitasi yang tidak dapat diselesaikan oleh TRK. Pembuatan sistem GPS perlu memperhitungkan penyimpangan waktu sesuai teori relativitas. Konsep relativitas terkesan abstrak dan sulit dibayangkan oleh sebagian besar siswa dan mahasiswa yang mempelajari fisika. Hal ini berangkat dari fakta bahwa ruang lingkup relativitas yang mensyaratkan keadaan mendekati kecepatan cahaya serta konsep gravitasi dan kaitannya dengan ruang-waktu lengkung. Pada makalah ini akan diuraikan prinsip kerja GPS sebagai teknologi yang menerapkan konsep relativitas, serta pengaruh relativitas dalam GPS sebagai upaya mengedepankan pembelajaran kontekstual. PEMBAHASAN Global Positioning System Sistem navigasi GPS terdiri dari tiga komponen utama yakni ground segmen yang merupakan stasiun di bumi sebagai pengendali satelit, space segmen berupa satelit-satelit yang mengorbit bumi, dan user segmen berupa perangkat penerima GPS Oxley, 2017; Hartini, 2019. Hingga tahun 2012 terdapat 32 satelit GPS yang mengorbit bumi pada ketinggian sekitar km. Satelit-satelit GPS mengorbit dengan periode 11 jam 58 menit Pope dkk., 2010; Federal Aviation Administration, 2014; Oxley, 2017. Dengan periode orbit dua kali sehari dan radius sekitar km maka masing-masing satelit memiliki kecepatan orbit sekitar 3874 m/s. Satelit GPS juga dilengkapi roket pendorong untuk menjaga satelit tetap pada orbitnya, serta memiliki baterai sebagai sumber tenaga ketika tidak mendapat cahaya matahari maupun saat terjadi gerhana matahari Hartini, 2019. Gambar 1. Konfigurasi orbit satelit GPS Oxley, 2017 Jurnal Dinamika Sains ISSN 2549-4929 Vol 31 2019, Page 95 Ground segment atau control segment dapat dibagi menjadi empat bagian antara lain stasiun kontrol pusat, stasiun kontrol alternatif, antena, dan stasiun monitor. Segmen ini bertanggung jawab memantau jalur orbit satelit guna sinkronasi jam atom, melakukan koreksi-koreksi kesalahan model orbit satelit, pembaharuan navigasi, informasi cuaca luar angkasa, dan sebagainya Oxley, 2017. Secara umum perangkat GPS mengukur waktu tempuh gelombang elektromagnetik sampai pada receiver dari sedikitnya empat satelit berbeda sehingga diperoleh jarak antara receiver terhadap satelit-satelit tersebut. Perbandingan jarak beberapa satelit tersebut selanjutnya diterjemahkan ke dalam sistem koordinat bumi maupun peta digital Weiss dan Ashby, 1997; Oxley, 2017. Sistem GPS dapat mengetahui jarak satelit terhadap receiver melalui persamaan berikut ๎€ ๎ตŒ ๎’๎š„๎Ÿ‚๎ 1 dengan ๎Ÿ‚๎ merupakan selisih waktu saat sinyal diterima oleh receiver terhadap waktu saat sinyal ditransmisikan oleh satelit, dan ๎’ adalah cepat rambat gelombang elektromagnetik. Teori Relativitas Khusus TRK dikembangkan oleh Einstein mengacu pada kerangka reverensi yang bergerak dengan kecepatan konstan dan didasarkan pada dua postulat yaitu โ€œ1 Asas relativitas hukum-hukum fisika tetap sama pernyataannya dalam semua sistem lembam, 2 Ketidakubahan laju cahaya laju cahaya memiliki nilai ๎œฟ ๏ˆบ๎ด๎‡ก๎ป๎ป๎น๎ป๎ด๎ถ๎ท๎บ๎ตˆ๎ณ๎ฒ๎ฌผ๎‚๎ˆ€๎‚•๏ˆป yang sama dalam semua sistem lembamโ€ Krane, 2014; Pope dkk., 2010. Konsekuensi akibat TRK antara lain kecepatan relatif, kontraksi panjang, dilatasi waktu, massa relativistik, energi kinetik relativistik, energi relativistik total, momentum relativistik, efek doppler relativistik. Salah satu konsekuensi signifikan dari postulat tersebut adalah jam yang bergerak lambat. Secara lebih spesifik relativitas khusus menyatakan bahwa seorang pengamat dalam suatu kerangka inersia melihat jam yang bergerak relatif terhadap dirinya seolah bergerak lambat. Fenomena ini disebut sebagai dilatasi waktu dan dinyatakan oleh persamaan berikut Krane, 2014; Pope dkk., 2010 ๎Žฟ๎๎”ข ๎ตŒ ๎Ÿ›๎Žฟ๎‚– ๎ตŒ ๎Žฟ๎ญฒ๎ถง๎ฌต๎ฌฟ๎ณก๎ฐฎ๎ณŽ๎ฐฎ 2 ๎Ÿ› ๎ตŒ ๎ฌต๎ถง๎ฌต๎ฌฟ๎ณก๎ฐฎ๎ณŽ๎ฐฎ 3 Dengan ๎Žฟ๎๎”ข adalah selang waktu untuk pengamat, ๎Žฟ๎ adalah selang waktu pada jam yang bergerak, dan ๎’ adalah kecepatan satelit relatif terhadap pengamat, serta c adalah kecepatan cahaya. Berdasarkan persamaan 2, pengamat di bumi akan melihat jam pada satelit bergerak lebih lambat dengan nilai yang bergantung pada kecepatan relatif satelit. Jika satelit bergerak dengan kecepatan 3874 m/s maka untuk setiap detik waktu yang diamati dari satelit GPS, waktu di bumi telah bergerak selama 1,000000000083 sekon. Dengan kata lain untuk tiap detik waktu di bumi, pengamat akan melihat jam satelit GPS mengalami keterlambatan sebesar 8,3 x 10-11 sekon. Keterlambatan tersebut jika diakumulasikan dalam satu hari maka diperoleh total selisih waktu antara jam satelit dan jam di bumi sebesar ๎น๎‡ก๎ด๎€ƒ๎Ÿค๎, atau jam satelit tertinggal ๎น๎‡ก๎ด๎€ƒ๎Ÿค๎ menurut pengamat di bumi perhari. Jika ketidaksinkronan waktu ini dibiarkan Jurnal Dinamika Sains ISSN 2549-4929 Vol 31 2019, Page 96 maka akan terjadi kesalahan dalam pengukuran jarak GPS. Dari persamaan 1 dengan dilatasi waktu ๎น๎‡ก๎ด๎€ƒ๎Ÿค๎ maka diperoleh penyimpangan jarak sejauh 2,1 km perhari. Penyimpangan ini sangat berbahaya jika digunakan dalam sistem navigasi transportasi seperti pesawat, kapal laut, dan sebagainya. Teori Relativitas Umum Teori Relativitas Umum TRU dikembangkan Einstein untuk menangani kerangka sistem dengan percepatan dan sistem gravitasi yang tidak dapat diselesaikan oleh TRK TRK terbatas pada gerak relatif dengan kecepatan konstan. TRU mendefinisikan gravitasi sebagai efek dari kelengkungan ruang-waktu karena adanya penyebaran massa dan energi di dalam ruang-waktu tersebut Anugraha, 2011. Perbedaan utama TRK dan TRU adalah bahwa relativitas khusus berurusan dengan ruang-waktu โ€œdatarโ€, sedangkan relativitas umum dengan ruang-waktu โ€œlengkungโ€ Krane, 2014. Beberapa implikasi akibat konsep ruang-waktu yang dapat melengkung akibat benda bermassa antara lain pembelokan cahaya yang melewati materi masif seperti matahari, gagasan gelombang gravitasi gravitational waves, gagasan lubang hitam black hole dan lubang putih white hole serta lubang ulat worm hole, hingga gagasan mesin waktu dan penjelajah waktu. Salah satu implikasi dari kelengkungan ruang-waktu pada TRU adalah gravitasi menyebabkan terjadi pemuluran waktu Pope dkk., 2010. Cahaya membutuhkan waktu lebih lama untuk melakukan perjalanan antara dua titik terpendek dalam geometri lengkung geodesic sehingga terjadi pemuluran waktu yang dikenal sebagai Gravitational Time Dilatation. Waktu di daerah dengan medan gravitasi yang besar akan menjadi lebih lambat bergerak dibandingkan dengan waktu di daerah dengan medan gravitasi yang lebih kecil Kennell, 2015. Rasio waktu dalam medan gravitasi memenuhi persamaan Pope dkk., 2010 ๎ฏฑ๎ฏง๎ณž๎ฏฑ๎ฏง๎ณƒ๎ตŒ๎ณ ๎ต… ๎ฏฑ๎ฐƒ๎ฏ–๎ฐฎ 4 dengan ๎Žฟ๎๎ฏ‹ adalah selang waktu untuk receiver, ๎Žฟ๎๎ฏฆ selang waktu pada sumber, ๎Žฟ๎ˆฐ beda potensial gravitasi antara sumber dan receiver, dan ๎œฟ kecepatan cahaya. Untuk sistem GPS, rasio waktu satelit ๎๎ฏฆ๎ฏ”๎ฏง dan waktu penerima bumi ๎๎ฎพ memenuhi persamaan Pope dkk., 2010 ๎ฏฑ๎ฏง๎ณ„๎ณŒ๎ณŸ๎ฏฑ๎ฏง๎ฒถ๎ตŒ ๎ณ๎ต…๎ตฌ๎ฒธ๎ฒพ๎ณ๎ฒถ๎ฌฟ๎ฒธ๎ฒพ๎ณ๎ณ„๎ณŒ๎ณŸ๎ตฐ๎ฏ–๎ฐฎ 5 dengan ๎Ž๎ฎพ merupakan jari-jari bumi ๏ˆบ๎ธ๎‡ก๎ถ๎ตˆ ๎ณ๎ฒ๎ฌบ๎‰๏ˆป, ๎Ž๎ฏฆ๎ฏ”๎ฏง adalah jari-jari orbit satelit terhadap inti bumi ๏ˆบ๎ด๎‡ก๎ธ๎ถ๎ตˆ๎ณ๎ฒ๎ฌป๎‰๏ˆป, ๎œฉ adalah tetapan gravitasi ๎ธ๎‡ก๎ธ๎น๎ตˆ๎ณ๎ฒ๎ฌฟ๎ฌต๎ฌต๎œฐ๎‰๎ฌถ๎ˆ€๎‡๎ƒ๎ฌถ, serta M adalah massa bumi ๏ˆบ๎ท๎‡ก๎ป๎น๎ตˆ๎ณ๎ฒ๎ฌถ๎ฌธ๎‡๎ƒ๏ˆป. Berdasarkan persamaan 5 maka diperoleh ๎Ÿ‚๎๎ฏŒ๎ฏ”๎ฏง sebesar ๏ˆบ๎ณ๎ต…๎ท๎‡ก๎ด๎ตˆ๎ณ๎ฒ๎ฌฟ๎ฌต๎ฌด๏ˆป๎Ÿ‚๎๎ฎพ. Terlihat bahwa terjadi perbedaan waktu antara jam di bumi dan jam di satelit. Setiap detik waktu di bumi maka waktu satelit tercatat menempuh ๎ณ๎‡ก๎ฒ๎ฒ๎ฒ๎ฒ๎ฒ๎ฒ๎ฒ๎ฒ๎ฒ๎ท๎ด๎€ƒ๎. Hal ini menunjukkan bahwa waktu satelit bergerak lebih cepat ๎ท๎‡ก๎ด๎ตˆ๎ณ๎ฒ๎ฌฟ๎ฌต๎ฌด๎€ƒ๎ dari waktu bumi untuk setiap detiknya. Dengan demikian dalam satu hari waktu satelit bergerak lebih cepat ๎ถ๎ท๎€ƒ๎Ÿค๎ dibandingkan dengan waktu di bumi. Hal ini turut mengakibatkan kesalahan dalam pengukuran jarak GPS menggunakan persamaan 1 dengan akumulasi error yang cukup besar ๎ณ๎ต๎‡ก๎ท๎€ƒ๎‡๎‰. Oleh karena itu pada pembuatan GPS sangat perlu untuk mempertimbangkan dampak dari relativitas umum. Jurnal Dinamika Sains ISSN 2549-4929 Vol 31 2019, Page 97 Prinsip Kerja Global Positioning System GPS GPS menentukan posisi receiver dengan metode trilaterasi dari sedikitnya empat satelit yang dapat selalu terlihat di titik manapun di bumi pada tiap waktu. Trilaterasi merupakan metode penentuan koordinat spasial sebuah titik yang tidak diketahui berdasarkan informasi jarak antara titik tersebut dengan minimal tiga buah koordinat Navidi dkk., 1998. Tiap satelit GPS mentransmisikan sinyal yang mengandung informasi mengenai posisi satelit tersebut, waktu, dan kondisi sistem secara umum. Selanjutnya receiver menggunakan sinyal tersebut untuk menghitung jarak satelit transmisi dengan cara mengalikan waktu yang di tempuh sinyal dan kecepatan sinyal kecepatan cahaya. Receiver dapat menentukan lokasinya sebagai titik yang diperoleh dari perpotongan keempat lingkup imajiner Gambar 2. Tiga ruang lingkup tersebut diperlukan untuk menentukan lokasi, dan sinyal ke-empat dibutuhkan untuk menentukan waktu yang tepat digunakan dalam perhitungan. Dengan cara tersebut receiver dapat menentukan posisinya dengan cukup akurat dan cepat Pope dkk., 2010. Gambar 2. Penentuan posisi sistem GPS dengan metode Trilaterasi Sharda, 2018 Untuk mencapai tingkat akurasi yang tinggi GPS harus menggunakan informasi yang sangat tepat termasuk penanda waktu yang sangat presisi. Oleh karena itu setiap satelit GPS membawa jam atomik yang menggunakan cesium-133 dengan satu elektron valensi yang bisa berpindah sehingga dapat mengalami transisi dengan energi dan frekuensi yang sangat spesifik. Transisi ini digunakan untuk menghasilkan resonansi getaran pada ๎ป๎ณ๎ป๎ด๎ธ๎ต๎ณ๎น๎น๎ฒ๎€ƒ๎œช๎– yang sangat sensitif terhadap variasi frekuensi dan dengan demikian menghasilkan pengukuran waktu yang sangat akurat Pope dkk., 2010. Pada sistem GPS terjadi penyimpangan waktu yang diakibatkan oleh gerak relatif satelit terhadap bumi TRK maupun akibat gravitasi bumi TRU. Gerak relatif satelit mengakibatkan waktu di satelit tertinggal ๎น๎‡ก๎ด๎€ƒ๎Ÿค๎ dibanding waktu di bumi, sedangkan gravitasi bumi membuat waktu satelit bergerak ๎ถ๎ท๎€ƒ๎Ÿค๎ lebih cepat dibanding waktu di bumi. Dengan akumulasi selisih waktu akibat kedua faktor tersebut sebesar ๎ต๎น๎‡ก๎บ๎€ƒ๎Ÿค๎, maka terjadi penyimpangan pengukuran posisi navigasi sistem GPS sekitar 11,33 km per hari. Oleh karena itu, sistem GPS perlu melakukan koreksi-koreksi yang berkaitan dengan efek Jurnal Dinamika Sains ISSN 2549-4929 Vol 31 2019, Page 98 relativistik dalam upaya mencapai tingkat akurasi yang tinggi. Upaya membuat sistem GPS menjadi presisi adalah mengatur frekuensi detak jam atom yang diperlambat sebelum satelit diluncurkan, sehingga setelah berada di orbit jam atom ini akan berdetak selaras dengan jam di bumi. Upaya lain termasuk sinkronisasi jam atom satelit GPS dan upaya koreksi lainnya yang dapat dikerjakan dari stasiun kontrol. KESIMPULAN Sistem GPS memiliki satelit-satelit yang mengorbit bumi pada ketinggian dan kecepatan orbit tertentu. Masing-masing satelit membawa jam atomik dan berperan besar dalam menentukan lokasi/posisi pengguna GPS. Berdasarkan teori relativitas maka satelit-satelit yang bergerak relatif terhadap bumi serta faktor gravitasi bumi mengakibatkan terjadi penyimpangan waktu satelit terhadap waktu bumi. Penyimpangan waktu tersebut akan berimbas pada akurasi sistem GPS dan berbahaya terutama bagi navigasi transportasi. Satelit GPS yang bergerak relatif mengakibatkan terjadinya keterlambatan waktu satelit oleh pengamat di bumi TRK. Demikian halnya posisi satelit yang berada di medan gravitasi lemah mengakibatkan waktu satelit menjadi lebih cepat dibanding waktu di permukaan bumi dengan medan gravitasi yang lebih besar TRU. Penyimpangan waktu ini dapat menyebabkan penyimpangan jarak/posisi receiver dalam sistem. Upaya untuk mengatasi efek relativitas pada sistem GPS dilakukan dengan cara memperlambat jam atom pada satelit sebelum diluncurkan ke orbit. Hal ini bertujuan untuk menyamakan detak jam atom satelit dengan waktu di bumi ketika mengorbit sehingga tidak ada perbedaan waktu antara bumi dan satelit. REFERENSI Anugraha, R. 2011. Teori Relativitas dan Kosmologi, Yogyakarta UGM Press. Federal Aviation Administration. 2014. Satellite Navigation - Global Positioning System GPS, artikel dari United States Department of Transportation. Diperoleh melalui situs internet Diakses tanggal 30 Agustus 2019. Hartini, S. 2019. Revolusi Ilmiah Global Positioning System GPS Sebagai Bukti Empiris Teori Relativitas, Jurnal Filsafat Indonesia, 2 1. ISSN E-ISSN 2620-7982, P-ISSN 2620-7990. 27-32 Krane, K. 2014. Fisika Modern, Jakarta Universitas Indonesia. Kennell, J. 2015. How Gravity Changes Time The Effect Known as Gravitational Time Dilation, artikel dari The Science Explorer. Diperoleh melalui situs internet Diakses tanggal 8 September 2019. Navidi, W., Murphy, & Hereman, W. 1998. Statistical Methods in Surveying by Trilateration. Computational Statistics & Data Analysis Vol 27 2. 209-227. Oxley, A. 2017. Uncertainties in GPS Positioning 1st Edition A Mathematical Discourse. London Academic Press. Pope, D., Fish, D., Tevlin, R., & Langford T. 2010. GPS Relativity Guide, Ontario-Canada Perimeter Institute for Theoretical Physics. Sharda, A. 2018. How GPS Works, artikel dari Medium Coorporation. Diperoleh melalui situs internet aryamansharda/how-gps-actually-works-e6e0d126d2d5. Diakses tanggal 8 September 2019. Jurnal Dinamika Sains ISSN 2549-4929 Vol 31 2019, Page 99 Weiss, M & Ashby, N. 1997. GPS Receivers and Relativity. Proceeding of 29TH Annual Precise Time and Time Interval PTTI Systems and Applications Meeting. The Naval Observatory Washington DC. 69 - 83. ... When the rider uses GPS, it will make signal contact with satellites in earth orbit. In order for the GPS to work accurately, it uses a special clock atomic clock because ordinary clocks are sure to experience a different accumulation of time Barry and Humairo 2019. The atomic clock in the satellite position is set to run slower so that the result is the same as the clock on earth. ...M. AnzaikhanMuhammad RoniThe falak science is a discipline of practical astronomy which is more inclined to the relationship between the movement of celestial bodies and the practice of muslim worship. The movement of celestial bodies is often used as an indicator in the implementation of certain worship rituals. The five daily prayers are concerned with the rotation of the earth which causes day and night. The earth and moon revolutions led to the Syamsiah and Qomariah calendars to find out the schedule for the Hajj. The shape of the earth that is round and the sun's light at a certain time can be an indication of the Qibla direction. The definition of falak as the movement of celestial bodies as described above is interesting to study in the Qurโ€™an. This study used a content analysis method of the Qurโ€™an with interpretation media of Tafsir Al-Misbah. There were three concluding phases of this study; First, textual identification of falak verses were found in three words, namely al-falak, al-falaq, and al-fulk. Al-falak means the path of the earth, al-falaq means a cleaver, and al-fulk means ark sailing ship. Al-Falaq which means the movement of celestial bodies has significance with the theory of nature's qadim. Scientifically, astronomy can prove scientifically that nature predates time... Ketika pengendara menggunakan GPS, maka ia akan melakukan kontak sinyal dengan satelit yang ada di orbit bumi. Agar GPS bekerja akurat maka menggunakan jam khusus jam atom sebab jam biasa sudah pasti mengalami akumulasi waktu yang berbeda Barry & Humairo, 2019. Jam atom yang ada di posisi satelit diseting berjalan lebih lambat agar hasilnya sama dengan jam yang ada di bumi. ...M. AnzaikhanThe debate about the qadim of nature is one of the theological issues that has never been found in agreement among Muslim Scholars. This understanding is based on the way of their thinking and the scientific frame developed among Muslim scholars. If the concept of qadim is related to the context of time, qadim means a reality that is considered to have existed before time. Based on that argument, the question arised is whether that the time existed before nature or did that time occur due to the movement of the nature? This study uses a qualitative approach, while data obtained from the study of literature and some related documents. The data verification process is carried out by comparing the study of Kalam and Falaq. In the perspective of Kalam, qadim is understood by the scholars rationally philosophy while the scholar of Kalam acknowledged it scientifically. This research concludes that Kalam scholars consider time exists due to the movement of the universe, so that nature is considered to have existed before time. Therefore, Kalam scholar regards the nature is HartiniPermasalahan paradoks kembar yang muncul pada abad ke-20 tidak dapat dijelaskan dengan teori ruang dan waktu Newton yang bersifat mutlak sehingga menyebabkan munculnya revolusi ilmiah dalam Fisika. Revolusi ilmiah ini telah mengubah cara pandang manusia mengenai alam semesta secara mendasar. Paradigma baru tersebut adalah paradigma tentang konsep ruang dan waktu serta konsep alam semesta yang dikemukakan oleh Einstein yaitu teori relativitas. Teori relativitas Einstein meliputi teori relativitas khusus dan teori relativitas umum. Hukum-hukum fisika yang terdapat di teori relativitas dapat ditemui di kehidupan sehari-hari. Salah satunya pada Global Positioning System GPS. GPS adalah satu-satunya sistem satelit navigasi global untuk penentuan lokasi, kecepatan, arah, dan waktu yang telah beroperasi secara penuh di dunia saat ini. GPS merupakan bukti empiris dari teori relativitas Einstein. Kata Kunci revolusi ilmiah, gps, relativitasWilliam NavidiWilliam S. Murphy Willy HeremanTrilateration techniques use distance measurements to survey the spatial coordinates of unknown positions. In practice, distances are measured with error, and statistical methods can quantify the uncertainty in the estimate of the unknown location. Three methods for estimating the three-dimensional position of a point via trilateration are presented a linear least-squares estimator, an iteratively reweighted least-squares estimator, and a non-linear least-squares technique. In general, the non-linear least-squares technique performs best, but in some situations a linear estimator could in theory be constructed that would outperform it. By eliminating the need to measure angles, trilateration facilitates the implementation of fully au-tomated real-time positioning systems similar to the global positioning system GPS. The methods presented in this paper are tested in the context of a realistic positioning problem that was posed by the Thunder Basin Coal Company in Wright, OxleyUncertainties in GPS Positioning A Mathematical Discourse describes the calculations performed by a GPS receiver and the problems associated with ensuring that the derived location is a close match to the actual location. Inaccuracies in calculating a location can have serious repercussions, so this book is a timely source for information on this rapidly evolving technology. Covers how a GPS receiver works and how the earth is modeled so position data can be calculated Discusses the different signals and clock speeds of the satellites, the receivers, and sources of inaccuracy Examines how the errors are distributed in the data and provides Navigation -Global Positioning System GPS, artikel dari United States Department of TransportationR AnugrahaAnugraha, R. 2011. Teori Relativitas dan Kosmologi, Yogyakarta UGM Press. Federal Aviation Administration. 2014. Satellite Navigation -Global Positioning System GPS, artikel dari United States Department of Transportation. Diperoleh melalui situs internet vservices/gnss/gps/. Diakses tanggal 30 Agustus Gravity Changes Time The Effect Known as Gravitational Time Dilation, artikel dari The Science ExplorerJ KennellKennell, J. 2015. How Gravity Changes Time The Effect Known as Gravitational Time Dilation, artikel dari The Science Explorer. Diperoleh melalui situs internet Diakses tanggal 8 September PopeD FishR TevlinT LangfordPope, D., Fish, D., Tevlin, R., & Langford T. 2010. GPS Relativity Guide, Ontario-Canada Perimeter Institute for Theoretical GPS Works, artikel dari Medium CoorporationA ShardaSharda, A. 2018. How GPS Works, artikel dari Medium Coorporation. Diperoleh melalui situs internet aryamansharda/how-gps-actually-works-e6e0d126d2d5. Diakses tanggal 8 September 2019. BAB 2 LANDASAN TEORI BAB ii LANDASAN TEORI Konsep Dasar Graf Definisi Sebuah graf didefinisikan sebagai pasangan terurut himpunan dimana one. adalah sebuah himpunan tidak kosong yang berhingga yang anggotaanggotanya Lebih terperinci Jalan raya yang pandai Jalan raya yang pandai Jl. Thamrin, Gatot Soebroto, Kuningan, Sudirman, dan masih banyak lagi nama jalan besar di Jakarta yang semuanya terkenal karena satu persamaannya MACET!!! Bahkan jalan tol yang Lebih terperinci BAB 1 PENDAHULUAN. Latar belakang 13 BAB i PENDAHULUAN Latar belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, tidak lepas dari peran ilmu matematika, yaitu ilmu yang menjadi solusi secara konseptual dalam menyelesaikan Lebih terperinci BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Konsep Dasar Graph Sebelum sampai pada pendefenisian masalah lintasan terpendek, terlebih dahulu pada bagian ini akan diuraikan mengenai konsep-konsep dasar dari model graph dan Lebih terperinci BAB ane PENDAHULUAN. Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN Pendahuluan Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, penyelesaian suatu masalah dapat ditangani oleh suatu algoritma. Jenis masalah dapat berkisar dari masalah yang mudah sampai Lebih terperinci BAB ii LANDASAN TEORI iv BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Kemacetan Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas Lebih terperinci Memantau apa saja dengan GPS Memantau apa saja dengan GPS Global Positioning Organization Dalam film Enemy of The Land, tokoh pengacara Robert Clayton Dean diperankan oleh Volition Smith tiba-tiba saja hidupnya jadi kacau-balau. Ke mana Lebih terperinci BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Konsep Dasar Simulasi Sistem didefinisikan sebagai sekumpulan entitas baik manusia ataupun mesin yang yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam prakteknya, Lebih terperinci BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Teori graf menurut Munir 2012, merupakan salah satu cabang dari ilmu matematika dengan pokok bahasan yang sudah sejak lama digunakan dan memiliki banyak terapan hingga Lebih terperinci BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Kemacetan Kemacetan adalah situasi atau keadaan terhentinya arus lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan. Kemacetan banyak terjadi Lebih terperinci Matematika Diskrit. Rudi Susanto Matematika Diskrit Rudi Susanto Rasa ingin tahu adalah ibu dari semua ilmu pengetahuan Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta Perjalanan satu mil dimulai dari satu langkah Kuliah kita.. Matematika Lebih terperinci BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB Ii TINJAUAN PUSTAKA Sistem informasi adalah suatu sistem manusia dan mesin yang terpadu untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan. Tujuan dari sistem Lebih terperinci BAB ii LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa konsep dasar seperti teorema dan beberapa definisi yang akan penulis gunakan sebagai landasan berpikir dalam melakukan penelitian ini sehingga mempermudah Lebih terperinci Manfaat Pohon Keputusan DECISION TREE POHON KEPUTUSAN Latar Belakang Pohon Keputusan Di dalam kehidupan manusia sehari-hari, manusia selalu dihadapkan oleh berbagai macam masalah dari berbagai macam bidang. Masalah-masalah Lebih terperinci BAB I PENDAHULUAN Tujuan BAB I PENDAHULUAN Tujuan Skripsi ini bertujuan untuk merancang dan merealisasikan sebuah alat yang dapat mengetahui posisi terkini, menampilkan informasi waktu, ketinggian, dan perkiraan waktu tiba Lebih terperinci BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Banyak orang yang memandang matematika adalah ilmu yang sukar, penuh dengan rumus-rumus dan perhitungan yang rumit dan membingungkan. Menurut Sumaji Rifa i, 2009 Lebih terperinci BAB Two LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Adapun landasan teori yang dibutuhkan dalam pembahasan tugas akhir ini di antaranya adalah definisi graf, lintasan terpendek, lintasan terpendek fuzzy, metode rangking fuzzy, algoritma Lebih terperinci TERAPAN POHON BINER i TERAPAN POHON BINER one Terapan pohon biner di dalam ilmu komputer sangat banyak, diantaranya 1. Pohon ekspresi 2. Pohon keputusan iii. Kode Prefiks 4. Kode Huffman 5. Pohon pencarian biner 2 Pohon Ekspresi Lebih terperinci BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan teknologi dan internet saat ini sangat mempermudah orang dalam mencari informasi. Orang dapat memperoleh informasi di mana saja dan kapan saja dengan Lebih terperinci GPS Global Positioning Sistem Global Positioning Sistem atau yang biasa disebut dengan GPS adalah suatu sistem yang berguna untuk menentukan letak suatu lokasi di permukaan bumi dengan koordinat lintang dan bujur dengan bantuan penyelarasan Lebih terperinci BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Graf Graph Graf G didefinisikan sebagai pasangan himpunan V, Due east yang dinotasikan dalam bentuk G = {5Thou, EG}, dimana VG adalah himpunan vertex simpul yang tidak kosong Lebih terperinci MATEMATIKA DISKRIT II ii SKS MATEMATIKA DISKRIT Ii two SKS Rabu, Ruang Hard disk drive PERTEMUAN Xi, XII RELASI Dosen Prevarication Jasa 1 Matematika Diskrit Graf lanjutan 2 Lintasan dan Sirkuit Euler Lintasan Euler ialah lintasan Lebih terperinci BAB ii LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Algoritma Algoritma merupakan urutan langkah langkah untuk menyelesaikan masalah yang disusun secara sistematis, algoritma dibuat dengan tanpa memperhatikan bentuk Lebih terperinci BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan teknologi yang demikian pesatnya saat ini, telah membawa dunia memasuki era informasi yang lebih cepat dan lebih efisien. Hal ini tidak terlepas dari pemanfaatan Lebih terperinci Jalan raya yang pandai Jalan raya yang pandai Jl. Thamrin, Gatot Soebroto, Kuningan, Sudirman, dan masih banyak lagi nama jalan besar di Djakarta yang semuanya terkenal karena satu persamaannya MACET!!! Bahkan jalan tol yang Lebih terperinci BAB 1 PENDAHULUAN. Latar belakang thirteen BAB i PENDAHULUAN Latar belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, tidak lepas dari peran ilmu matematika, yaitu ilmu yang menjadi solusi secara konseptual dalam menyelesaikan Lebih terperinci BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Konsep Dasar Graph Sebelum sampai pada pendefenisian masalah lintasan terpendek, terlebih dahulu pada bagian ini akan diuraikan mengenai konsep-konsep dasar dari model graph dan Lebih terperinci BAB ane PENDAHULUAN. Pendahuluan BAB i PENDAHULUAN Pendahuluan Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, penyelesaian suatu masalah dapat ditangani oleh suatu algoritma. Jenis masalah dapat berkisar dari masalah yang mudah sampai Lebih terperinci BAB ii LANDASAN TEORI iv BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Kemacetan Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas Lebih terperinci Memantau apa saja dengan GPS Memantau apa saja dengan GPS Global Positioning Organisation Dalam moving picture Enemy of The Land, tokoh pengacara Robert Clayton Dean diperankan oleh Will Smith tiba-tiba saja hidupnya jadi kacau-balau. Ke mana Lebih terperinci BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Konsep Dasar Simulasi Sistem didefinisikan sebagai sekumpulan entitas baik manusia ataupun mesin yang yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam prakteknya, Lebih terperinci BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Teori graf menurut Munir 2012, merupakan salah satu cabang dari ilmu matematika dengan pokok bahasan yang sudah sejak lama digunakan dan memiliki banyak terapan hingga Lebih terperinci BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Kemacetan Kemacetan adalah situasi atau keadaan terhentinya arus lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan. Kemacetan banyak terjadi Lebih terperinci Matematika Diskrit. Rudi Susanto Matematika Diskrit Rudi Susanto Rasa ingin tahu adalah ibu dari semua ilmu pengetahuan Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta Perjalanan satu mil dimulai dari satu langkah Kuliah kita.. Matematika Lebih terperinci BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB Ii TINJAUAN PUSTAKA Sistem informasi adalah suatu sistem manusia dan mesin yang terpadu untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan. Tujuan dari sistem Lebih terperinci BAB ii LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa konsep dasar seperti teorema dan beberapa definisi yang akan penulis gunakan sebagai landasan berpikir dalam melakukan penelitian ini sehingga mempermudah Lebih terperinci Manfaat Pohon Keputusan DECISION TREE POHON KEPUTUSAN Latar Belakang Pohon Keputusan Di dalam kehidupan manusia sehari-hari, manusia selalu dihadapkan oleh berbagai macam masalah dari berbagai macam bidang. Masalah-masalah Lebih terperinci BAB I PENDAHULUAN Tujuan BAB I PENDAHULUAN Tujuan Skripsi ini bertujuan untuk merancang dan merealisasikan sebuah alat yang dapat mengetahui posisi terkini, menampilkan informasi waktu, ketinggian, dan perkiraan waktu tiba Lebih terperinci BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Banyak orang yang memandang matematika adalah ilmu yang sukar, penuh dengan rumus-rumus dan perhitungan yang rumit dan membingungkan. Menurut Sumaji Rifa i, 2009 Lebih terperinci BAB Two LANDASAN TEORI BAB ii LANDASAN TEORI Adapun landasan teori yang dibutuhkan dalam pembahasan tugas akhir ini di antaranya adalah definisi graf, lintasan terpendek, lintasan terpendek fuzzy, metode rangking fuzzy, algoritma Lebih terperinci TERAPAN POHON BINER i TERAPAN POHON BINER one Terapan pohon biner di dalam ilmu komputer sangat banyak, diantaranya i. Pohon ekspresi 2. Pohon keputusan iii. Kode Prefiks 4. Kode Huffman five. Pohon pencarian biner ii Pohon Ekspresi Lebih terperinci BAB ane PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan teknologi dan net saat ini sangat mempermudah orang dalam mencari informasi. Orang dapat memperoleh informasi di mana saja dan kapan saja dengan Lebih terperinci GPS Global Positioning Sistem Global Positioning Sistem atau yang biasa disebut dengan GPS adalah suatu sistem yang berguna untuk menentukan letak suatu lokasi di permukaan bumi dengan koordinat lintang dan bujur dengan bantuan penyelarasan Lebih terperinci BAB Two TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Graf Graph Graf G didefinisikan sebagai pasangan himpunan Five, East yang dinotasikan dalam bentuk G = {5Thou, EG}, dimana VG adalah himpunan vertex simpul yang tidak kosong Lebih terperinci MATEMATIKA DISKRIT Ii 2 SKS MATEMATIKA DISKRIT 2 two SKS Rabu, Ruang Hard disk drive PERTEMUAN Eleven, XII RELASI Dosen Prevarication Jasa i Matematika Diskrit Graf lanjutan 2 Lintasan dan Sirkuit Euler Lintasan Euler ialah lintasan Lebih terperinci BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Algoritma Algoritma merupakan urutan langkah langkah untuk menyelesaikan masalah yang disusun secara sistematis, algoritma dibuat dengan tanpa memperhatikan bentuk Lebih terperinci BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan teknologi yang demikian pesatnya saat ini, telah membawa dunia memasuki era informasi yang lebih cepat dan lebih efisien. Hal ini tidak terlepas dari pemanfaatan Lebih terperinci Source

aplikasi gps merupakan salah satu metode analisis